<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/677191516255362616?origin\x3dhttp://infogaya-film.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Rabu, 05 Desember 2012

Bidadari-Bidadari Surga

Jenis Film Drama - Pemain Nirina Zubir, Nino Fernandez, Nadine Chandrawinata, Henidar Amroe, Rizky Hanggono, Chantiq Schagerl, Mike Lewis - Sutradara Sony Gaokasak - Produser Chand Parwez Servia, Fiaz Servia - Produksi Starvision.

Kehidupan Laisa dan keluarganya di Lembah Lahambay tidaklah mudah.

Sebagai anak tertua dari lima bersaudara, Laisa harus merawat ibu dan adik-adiknya, Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta.

Mereka semua bekerja keras, mulai dari menyadap karet di hutan, mengambil kayu, menganyam topi pesanan dan masih banyak lagi.

Dengan keadaan seadanya dan fisik yang tak terlalu sempurna, Laisa membawa perubahan bagi keluarganya dan warga kampungnya.

Laisa merubah ladang mereka menjadi perkebunan strawberry yang berkembang pesat.

Ketika Dalimunthe harus menikah melangkahi Laisa, Dalimunthe merasa sangat bersalah.

Dalimunthe dan semua orang sibuk menjodohkan Laisa tanpa memikirkan perasaan Laisa yang sakit setiap kali perjodohan itu gagal.

Tapi Dharma berbeda, salah satu teman Dalimunthe yang membuat perasaan Laisa tak karuan, tapi kenyataannya Dharma masih beristri.

Istri Dharma yang tidak bisa memberikan keturunan merelakan Dharma untuk menikah lagi. Laisa merasa dibohongi.

Dharma minta maaf bila dia telah menyakiti hati Laisa.

Hari pernikahan pun mulai disiapkan.

Tapi menjelang hari bahagia itu tiba, Dharma mendapat kabar bahwa istrinya hamil.

Kabar yang membahagiakan bagi Dharma tapi meruntuhkan semua harapan Laisa.

Laisa kembali menyibukkan diri di perkebunannya, berusaha tampil seperti tak ada apa-apa.

Tapi seolah nasib tak pernah berhenti mempermainkan Laisa.

Sakit yang selama ini dirasa Laisa adalah kanker paru-paru.

Apa yang akan terjadi pada Laisa?

Apakah Laisa dapat melewati semua cobaan yang ia hadapi?



Catatan Produser - Chand Parwez Servia

Potret Hitam Putih Keluarga yang Penuh Warna, juga Air Mata.

Dari sekian banyak penulis novel di tanah air, Tere Liye adalah penulis favorit yang nyaris semua karyanya saya baca. Kuta sekali menularkan inspirasi dan kasih syang dengan cara berbeda antara satu novel dari yang lainnya. Bidadari Bidadari Surga, adalah agena saya setelah novel Hafalan Shalat Delisa diangkat menjadi karya film. Cukup sulit untuk merekam imajinasi yang dituliskan oleh Tere Liye tentang perjuangan Laisa, seorang sulung untuk empat adik-adiknya. Begitu banyak peristiwa yang bisa mengaduk emosi, dan betapa setiap perbuatan baik pada akhirnya akan menuai kebaikan jua. Beruntunglah saya, kerena Tere Liya menemukan cheistry yang pas dengan Sony Gaokasak, dan saya dipertemukan dengan dua talenta yang luar biasa, dalam menularkan kasih sayang serta kebaikan dalam berkehidupan. Khususnya Bidadari Bidadari Surga, mengusung pesan persaudaraan, kasih sayang kakak-adik dalam keluarga. Kisah kasih ini mengalir jadi energi yang kuat, dan merubah kehidupan sebuah komunitas di lembah Lahambay. Menyisakan pelajaran tentang perjuangan yang tidak sia-sia, sekaligus menyisihkan keharuan atas pengorbanan Laisa.

Ketika desain produksi Bidadari Bidadari Surga kita diskusikan, beberapa pertimbangan muncul, di antaranya tentang gaya penceritaan novel-nya yang maju mundur. Sangat filimis Tere Liye menulis, sehingga membacanya kita seakan melihat visualisasinya. Inilah 'kekuatan' sebuah novel, dan 'imajinasi visual' tersebut seakan tanpa kendala, berbeda dengan sebuah visual nyata dalam sebuah produksi film. Tetapi, berangkat dari itikad untuk menjadikan novel ini sebuah film yang bisa ditonton oleh sebanyak-banyaknya orang, agar bisa meresapi nilai-nilai positif yang dikandungnya, maka kita sepakat bahwa film ini kita claim sebagai adaptasi novel. Tanpa mengurangi aura positif ceritera, akhirnya skenario ditulis secara linear agar lebih mudah diresapi perjalanan peristiwanya. Butuh proses panjang sejak awal penulisan sinopsis dan treatment yang mencakup bagian-bagian esensial dari novel yang akan jadi bagian audio visual filmnya, hingga kemudian dilanjutkan ke penulisan skenario Sejak awsal, tokoh sentral cerita ini : Laisa. kita sepakati akan diperankan oleh Nirina Zubir yang dipermak, sehingga penampilannya berbeda, dan cantik di hatinya semata. Proses produksi juga perlu menunggu Nirina yangbaru mendapatkan putra, anak ke 2-nya. Benarlah, sesuatu yang dibarengi itikad baik, Insya Allah mendapatkan jalan keluar yang baik, walaupun kendala ada.

Bidadari Bidadari Surga, adalah sebuah potret keluarga Indonesia, tapi juga potret keluarga yang hitam putih milik seluruh keluarga di belahan bumi manapun. Layaknya keluarga, selalu penuh warna, romantika, cinta, dan air mata. Semua lengkap di film ini, tanpa dipaksakan.

Bidadari Bidadari Surga, pantas jadi tontonan siapa saja yang menyadari dirinya bagian sebuah keluarga.
Beredar di bioskop seluruh tanah air mulai 6 Desember 2012.

Catatan Sutradara - Sony Gaokasak

Ketertarikan saya mengerjakan film Bidadari Bidadari Surga yang diadaptasi dari novel karya Tere Liye ini, karena tema yang diusung menyadarkan kita akan makna kehadiran 'orang-orang terdekat' yang telah membangun karakter dan cinta dalam diri kita secara halus.

Mungkin mereka bukan figur terkemuka atau begitu luar biasa tindakannya, namun karena mereka selalu menyumbang peran, sekecil apapun, akhirnya itu membentuk kepribadian, termasuk prestasi dalam pencapaian hidup ini. Itulah esensi Laisa yang diperankan oleh Nirina Zubir sebagai tokoh utama dalam film ini, bagi keluarganya. Maka ketika Starvision mempercayakan saya untuk mendirect film ini, yang ada di bayangan saya adalah bagaimana memvisualkan BAHASA HATI yang begitu smooth mengalir sesederhana dalam kehidupan sehari hari.

Mengisahkan dan menuturkan Laisa si Bidadari di film Bidadari Bidadari Surga ini, tidak ubahnya menuturkan proses METAMORFOSA SENYUMAN.

Ujud pertama senyum Laisa tampak ketika 'tanpa sengaja' ia tersenyun melihat Yashinta, adik yang berbahagia menatap kumpulan berang-berang. Itulah SENYUMAN PERESEMBAHAN CINTA karena melihat orang yang dicintai bahagia. Menjelang dewasa, senyumnya berubah menjadi SENYUM SAMAR untuk menjaga kebahagiaan orang-orang yang ia cintai, sekaligus menyamarkan rapuh hati yang hidup tanpa kisah asmara, juga upaya menyembunyikan kesakitan akibat kanker paru-paru. Dan akhirnya, saat Laisa sudah mampu menerima bahwa seluruh rangkaian hidupnya dianggap berhasil atau gagal, sebagai apa yang terbaik dari TUHAN, terjadinya SENYUM KESEMPURNAAN. Senyum penanda telah terpenuhi tujuan hidup, sebagai penyempurnaan profesi  hidup itu sendiri, seperti ulat yang buruk menjadi kupu-kupu yang indah, selayak seorang perempuan yang tidak elok fisik dan nasibnya, menjelma menjadi BIDADARI. Sebagaimana jalan hidup ini tidak sempurna, namun justru pada proses mengatasi kekurangan itu kita diberi kesempatan untuk menyempurnakannya dengan tindakan-tindakan yang didorong oleh cinta, demikian pula pada saat  proses pembuatan film ini berlangsung dari awal hingga selesai dikerjakan. Banyak hambatan dari faktor alam, konflik kreatif pemain beserta seluruh crew, akhirnya semua disempurnakan dengan niat untuk memepresembahkan tontonan hasil kerja sama banyak hati. Saya meyakini apa yang dibangun dengan hati akan sanggup menyentuh semua hati pula. Biarkan hati Anda mengapresiasikannya, mulai tanggal 6 Desember 2012 di bioskop-bioskop kesayangan Anda.

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda