Epicentrum XXI, HR Rasuna Said Jakarta, 9 Juni 2011 - Alenia Pictures adalah perusahaan film yang didirikan oleh pasangan suami istri, Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen Sihasale pada tahun 2004. Selama tujuh tahun telah diproduksi lima judul film, yakni: Denias Senandung di atas Awan (2006), Liburan Seru (2008), King 92009), Tanah Air Beta (2010), dan Serdadu Kumbang (2011).
Secara kuantitas memang baru lima judul, namun secara kualitas kelimanya merupakan film-film yang patut diacungi jempol. Rasanya Alenia berprinsip, "Biarlah setahun satu judul saja, namun betul-betul merupakan film yang boleh dibanggakan!"
Terlihat lima ciri khas Alenia yang tetap dipertahankan sebagai berikut: selalu merupakan film realita keluarga, selalu menonjulkan tokoh anak-anak, selalu berlokasi syuting di tempat-tempat indah, eksotis di tanah air yag jarang dirambah oleh sineas lain (setelah Papua dan NTT, kali ini berlokasi seluruhnya di Sumbawa, NTB), selalu menonjokan aspek pendidikan, dan selalu berlatar-belakang dari kalangan sederhana. Itulah yang membedakan Alenia dari perusahaan film lain, karena tak dihanyutkan arus melainkan teguh berpegang pada prinsip sendiri.
Film Serdadu Kumbang ini merupakan produksi ke Lima dari Alenia Pictures dan film ke Tiga dari Ari Sihasale sebagai Sutradara.
Sinopsis
Tahun lalu, murid-murid di hampir seluruh pelosok Indonesia banyak yang tak lulus ujian nasional. Karena itulah, para guru SD-SMP 08 semakin memperketat sistem belajar-mengajar. Namun penegakan kedisiplinan yang kaku menimbulkan dampak bagi murid-murid yang masih dalam usia pertumbuhan. Paling tidak bagi trio Amek, Acan, dan Umbe.
Amek memang tak lulus ujian. Padahal sebetulnya ia anak yang baik hanya sifatnya introvert, keras hati, dan cenderung jail, hingga sering dihukum oleh guru-gurunya di sekolah. Beda dengan Minun, kakaknya yang selalu juara kelas di SMP, bahkan menjuarai lomba matematika sekabupaten. Minun menjadi ikon sekolah, kebanggaan keluarga dan masyarakat.
Minun dan Amek tinggal b ersama ibu mereka, Siti, di desa Mantar, yang terletak di puncak bukit, jauh dari kota. Ayah mereka, Zakaria, sudah tiga tahun bekerja sebagai TKI di Malaysia. Bukan saja tak pernah pulang, juga tak pernah mengirimkan uang belanja. Jadi bisa dibayangkan betapa berat Siti mesti mencari nafkah untuk keluarganya.
Di luar desa indah ini, tumbuh sebatang pohon di bibir tebing menghadap ke laut lepas. Inilah yang disebut Pohon Cita0cita. Memang untik karena setiap dahannya diikat dengan tali ke botol yang diisi secarik kertas bertuliskan cita-cita si penulis.
Minun sangat menyayangi Amek yang lahir dengan bibir sumbing hingga sering dijadikan bahan ejekan oleh teman-temannya. Padahal di balik cacatnya, Tuhan memberikan banyak kelebihan, salah satunya adalah kemahirannya berkuda. Sering orang bertanya, "Apa cita-citamu kelak?" Amek tak pernah menjawab, bahkan pada gurunya sekalipun. Ia takut akan ditertawakan karena sadar betul pada kekurangannya.
Amek, Acan, Umbe, Minun, dan anak-anak sekolah Mantar sangat dekat denghan Bu Imbok. Guru favorit inilah yang paling mengerti keinginan murid-muridnya. Lalu ap;akan Bu Imbok bisa membuat semua muridnya lulus tanun ini? Apakah Amek mau menjawab apa cita-citanya? Kita baru akan tahu apa cita-cita Amek dengan menonton film Serdadu Kumbang! Jangan lewatkan di bioskop-bioskop pilihan mulai hari Kamis, 16 Juni 2011 dan seterusnya.
Jenis Film Drama, Semua Umur, General - Pemain Ririn Ekawati, Titi Sjuman, Putu Wijaya, Asrul Dahlan, Lukman Sardi, Surya Saputra, Monica Sayangbati, Yudi Miftahudin - Sutradara Ari Sihasale - Penulis Jeremias Nyangoen - Produser Ari Sihasale, Nia Zulkarnain Sihasale - Durasi 105 Menit.
Tahun lalu, murid-murid di hampir seluruh Indonesia banyak yang tidak lulus ujian nasional. Berbekal pengalaman itu, guru-guru SD & SMP 08 semakin memperketat sistem belajar dan mengajar. Namun penegakkan kedisiplinan yang kaku, menimbulkan dampak bagi murid-murid yang masih dalam usia pertumbuhan. Paling tidak bagi Amek, Acan dan Umbe.
Amek adalah salah satu murid dari sekian banyak murid SDN 08 yang tidak lulus ujian tahun lalu. Sebetulnya Amek adalah anak yang baik, namun sifatnya yang introvert, keras hati dan cenderung jahil, membuat ia sering dihukum oleh guru-gurunya disekolah. Sebaliknya Minun kakaknya, ia duduk dibangku SMP dan selalu juara kelas. Ia juga sering menjuarai lomba matematika sekabupaten. Sederet piala dan sertifikat berjejer diruang tamu mereka. Minun adalah ikon sekolah, kebanggaan keluarga dan masyarakat.
Minun dan Amek tinggal bersama ibunya, Siti, di desa Mantar. Suatu desa yang terletak dipuncak bukit, jauh dari perkotaan. Suami Siti, Zakaria, sudah tiga tahun bekerja di Malaysia tapi tidak pernah pulang, apalagi mengirimkan mereka uang. Diluar desa indah yang tertata rapi itu, ada sebuah pohon yang tidak begitu tinggi namun letaknya persis dibibir tebing, menghadap kelaut lepas. Orang kampung sekitar menyebutnya pohon cita-cita. Pohon itu memang unik. Hampir disetiap dahan diikat dengan tali yang menjulur kebawah karena ujungnya diberi pemberat. Secarik kertas bertuliskan nama seseorang berikut cita-citanya, dan dimasukan ke dalam botol berwarna - warni hingga pohon cit - cita itu terlihat begitu indah.
Minun sangat menyayangi Amek, bukan saja karena adiknya itu tidak lulus ujian tahun lalu, lebih dari itu, Amek memiliki kekurangan lahir, bibirnya sumbing dan sering menjadi bahan lelucon teman-temannya. Namun di balik kekurangannya yang di miliki, Tuhan memberikan Amek banyak kelebihan, salah satunya ia mahir berkuda. Sering orang bertanya, apa cita-cita Amek kelak? Amek tidak pernah menjawabnya, bahkan jika gurunya yang bertanya sekalipun. Amek takut kalau orang-orang akan mentertawakannya. Ia sadar betul, kekurangan yang ia miliki telah menjauhkan dirinya dari cita-citanya.
Amek, Acan, Umbe, Minun dan anak-anak sekolah Mantar sangat dekat dengan Ibu Guru Imbok, dia adalah guru favorit. Dia yang paling mengerti keinginan murid - muridnya. Apakah Ibu Guru Imbok bisa membuat anak muridnya lulus semua? Apakah Amek mau menjawab apa cita-citanya? Kita akan tahu cita - cita Amek dengan menonton film ”SERDADU KUMBANG”...!
Label: serdadu kumbang