<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d677191516255362616\x26blogName\x3dInfoGaya+Film\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://infogaya-film.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://infogaya-film.blogspot.com/\x26vt\x3d-8688085130192876706', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Selasa, 30 November 2010

London Virginia


Jenis Film Drama, Komedi - Pemain Gading Marten, Cheverly Amalia, Sabrina Athika, Abdurahman Arief, Erwin Moron, Barry Prima, Piere Gruno, Miller, Fla Tofu, Oppie Andaresta, Mizstady, Sisi Shawardi, Resi Revaldo, Flemy Mauren, Dinar Pratiwi, Sezza & Sezy Idris, Chyntiara Alona, John Paul Ivan Boomerang, Bayu Septy Virguna, Lenny Agustine, Aly Syehan, Wila Julehai, Boy Rano, Juliant Kunto, Tito Al 'Amry - Sutradara Allo Geaffary & TA - Cerita Cheverly Amalia - Skenario Katherine & Cheverly Amalia - Produser Cheverly Amalia - Produksi Momenta Media.












LONDON VIRGINIA adalah sebuah cerita, Drama komedi satir, menceritakan tentang dua perempuan dari latar belakang yang berbeda. London (Cheverly Amalia) seorang ENTERTAINER, mencoba untuk menjadi produser. Berasal dari keluarga yang kaya. Virginia (Sabrina Athika) adalah seorang gadis desa yang berasal dari keluarga sederhana dengan cita-cita ingin menjadi penyanyi terkenal di ibu kota Jakarta, bersama dengan sahabatnya Camel (Abdurahman Arif) yang juga berasal dari daerah.Chandra ataupun Sandra (Gading Marten) mengisi cerita cintanya, dengan melakukan hal konyol, merubah dirinya menjadi perempuan.

Kehidupan belakang layar dunia hiburan tanah air menjdai settingan dalam film London Virginia. London yang mengalami depressi dalam karir, percintaan, bahkan masalah dalam keluarga, membuat London menjadi tak terarah. Virginia pergi ke Jakarta di temani Camel sahabatnya dengan modal pas-pasan yang mengakibatkan mereka harus melewati hal-hal buruk, bahkan penjara ancamannya. Keputusan yang dialami London serupa tapi tak sama dengan Virginia. Akhirnya mereka pun di pertemukan di sebuah cafe kecil di tengah kota. Pertemuan London Virginia pun membawa kita kedalam sebuah cerita tentang, arti dari sebuah cita-cita, persahabatan, percintan. DAN PERCAYA ADANYA KEAJAIBAN.

London Virginia Mengedepankan Pemain Pemula

Film London Virginia menggunakan sistem pramida terbalik dalam memberi peran kepada artis-artisnya. Artinya, pemain yang sudah terkenal ditempatkan sebagai pemeran pembantu, sebaliknya, artis pemula menjadi pemeran utama.












”Saya menukar artis-artisnya menjadi bintang tamu sedangkan pendatang baru menjadi tokoh utama untuk memberikan kesempatan para pemain baru,” kata Cheverely Amalia, produser sekaligus pemain dan penulis cerita dalam film itu, ditemui di Senayan Plaza, Selasa (30/11/2010).

Film London Virginia merupakan film perdana Cheverely Amalia. Film berdurasi kurang lebih 1 jam 35 menit itu merupakan film perdana Amalia. Tidak main-main, di film tersebut, Chevi menjadi produser, sutradara, penyanyi sekaligus pemeran utama dalam film tersebut.

”Film ini memang dikhususkan untuk kategori remaja dan umum. O iya, ini perdana kalinya loh,” jelas Chevi.
Menurut Chevi, hingga kini dia masih terus belajar dalam menggali sebagai seorang sutradara dan produser. Namun dirinya juga tak lupa meminta doa dan restunya.

Beranda

Label:

Susah Jaga Keperawanan Di Jakarta


Jenis Film Comedy - Pemain Masayu Anastasia, Aulia Sarah, Sarah Rizkya, Rifki Balwel, Indra Birowo, Tessy Srimulat - Sutradara Joko Nugroho - Penulis Joko Nugroho - Produser Gobin Punjabi - Produksi Sentra Film.












Epicentrum Kawasan HR Rasuna Said Jakarta, 30 November 2010 - "Saat project film ini di buat para pemainnya masih perawan" ujar sang sutradara merangkap penulis skenario Joko Nugroho, sesaat sebelum pemutaran Premiere film "Susah Jaga Keperawanan Di Jakarta" di Theater 1 Epicentrum XXI. Wajar apa yang diungkapkan Joko, karena project film ini sebenarnya sudah tuntas pada 2008 lalu.

Film "Susah Jaga Keperawanan Di Jakarta" digarap oleh rumah produksi Sentra Film yang di produseri oleh Gobin Punjabi, walaupun pelaksanaan premier dan promosi tampak ditangani oleh beberapa personil Multivision, seperti Aris Muda dan Irwansyah.

Jenis film komedi ini di perani oleh bintang yang tak asing lagi seperti Masayu Anastasia (Srinthil), Indra Birowo (Berta), Tessy Srimulat. Pemain lainya ada Aulia Sarah (Centini), Sarah Rizkya (Kunil) dan Rifki Balwel.

Kisahnya sendiri mirip dengan film-film era tahun 70-80an, dimana ada urbanisasi dari desa kekota seperti cerita dalam film-film Warkop Dono, Kasino Indro. Hanya pada kisah warkop sudah biasa juga pemuda-pemuda kampung yang pergi kuliah di kota besar seperti Jakarta dan pengalamannya lucunya. Sementara film "Susah Jaga Keperawanan Di Jakarta" mengisahkan tiga gadis desa yang tidak tamat SMP dan mempunyai impian menjadi artis film di Jakarta.

Jika di film-film warkop sudah lazim jika para pemuda kampung mengandalkan kiriman hasil panen dari desa untuk bertahan hidup dan tetap kuliah di Jakarta. sementara di film "Susah Jaga Keperawanan Di Jakarta" menjadi unik, bagaimana tiga gadis desa yang tidak tamat SMP harus mempertahankan kehidupan di Jakarta untuk mencapai cita-cita mereka. (adil)

Sinopsis

Di sebuah desa kecil bernama Kandang Jago, SRINTHIL (Masayu Anastasi), punya mimpihidup senang dan tinggal di kota metropolitan. Cewek-cewek kampung yang lain cuma tertawa mendengar impian Srinthil. Kalau toh ada yang ke kota, paling banter jadi babu atau buruh pabrik. Cuma KUNIL (Sarah Rizkya) dan CENTINI (Aulia Sarah) teman Srinthil yang bisa telaten jadi pendengar. Mereka bertiga sudah berteman sejak kecil.

Menolak perjodohan, tiga cewek kampung ini kabur ke kota dengan menumpang mobil pengangkut sayur. Tiga sekawan sampai ke kota metropolitan. Mereka panik karena tidak punya sanak saudara di kota, dan yang paling penting adalah : kehabisan duit. Sementara seluruh kampung gempar.

Nasib mempertemukan tiga sekawan ini dengan BERTA (Indra Birowo), wanita jadi-jadian yang berprofeswi sebagai germo. Ditawari pekerjaan sebagai PSK, ketiganya menolak. Namun masalah perut dan sewa tempat tinggal tidak dapat menunggu. Akhirnya ke tiga sekawan itu menerima dengan satu persyaratan : ASAL MEREKA TETAP PERAWAN.

Para "pemakai" jasa di wajibkan membayar dimuka, di kamar hotel Srinthil, kunil dan Centini dengan segala muslihat berusaha untuk 'mempertahankan diri'. Terjadilah beragam kekacauan yang naif dan menggelikan. Setiap malam di lalui tiga sekawan ini dengan sukses. Mendapat duit dan tanpa 'kurang suatu apapun.'

Hingga suatu hari insiden terjadi, seorang pelanggan mereka tewas dalam kamar hotel. keberadaan ketiga sekawan itu sempat di ketahui karyawan hotel dan di laporkan ke polisi. Alhasil, foto mereka di sebar sebagai Buronan nasional. Tak hanya desa Kandang Jago yang gembar, seluruh negeri ini pun mengejar tiga sekawan yang dijuluki penjahat kelamin ini.

Dengan segala cara, Srinthil, Kunil dan Centini berusaha membalikkan nama baik mereka dan menunjukkan kalau mereka hanya PSK boong-boongan. Segera saksikan di bioskop Indonesia mulai 2 Desember 2010. (Rilis Sentra Film)

Beranda

Label:

The Next Three Days


Jenis Film Thriller - Pemain Russell Crowe, Elizabet Banks, Liam Neeson, Brian Dennehy, Rza, Olivia Wilde - Sutradara Paul Haggis - Penulis Paul Haggis - Produser Michael Nozik, Paul Haggis, Olivier Delbosck, Marc Missonnier - Produksi Maple Pictures.












Hidup begitu sempurna bagi John Brennan (Russell Crowe) hingga istrinya, Lara (Elizabeth Banks) ditangkap dengan tuduhan pembunuhan yang tidak ia lakukan. Tiga tahun kemudian, John berjuang bersama keluarganya, membesarkan putra mereka dan mengajar di perguruan tinggi, segala cara ia lakukan untuk membuktikan istrinya tidak bersalah.

Saat banding mereka ditolak, Lara menjadi tersangka pembunuhan dan mencoba bunuh diri, John memutuskan hanya ada satu solusi: melarikan istrinya dari penjara. Mengabaikan ketidak ahliannya dalam hal menerobos penjara, John menyusun siasat, terjun ke dunia yang berbahaya dan asing baginya, mempertaruhkan segalanya untuk wanita yang ia cintai.

Beranda

Label:

Rabu, 24 November 2010

Rapunzel


Jenis Film Animation, Remaja, Teenage - Pengisi Suara Mandy Moore, Zachary Levi, Donna Murphy, Ron Perlman - Sutradara Nathan Greno, Byron Howard - Penulis Dan Fogelman - Produser John Lasseter, Glen Keane, Philip Lofaro - Produksi Walt Disney Pictures.












Suatu ketika, seorang raja dan ratu sedang menantikan kelahiran anak mereka. Sayangnya, ratu sakit selama kehamilannya, berjuang bertahan hidup demi dirinya dan anak yang dikandungnya. Dalam keputusasaan, seorang pengawal nekat mencuri tanaman ajaib dari kebun seorang penyihir jahat bernama Gothel. Ratu dan bayi perempuan mereka, Rapunzel, sehat dan memiliki kekuatan. Balas dendam karena tanamannya dicuri, dan masih menginginkan kekuasaan serta kekuatan, Gothel menculik Rapunzel. Rapunzel tumbuh dewasa, terkunci di menara, hanya ditemani oleh ibu Gothel yang jahat. Gothel selalu melarangnya pergi meninggalkan menara. Setiap tahun pada hari ulang tahun Rapunzel, kerajaan mengadakan festival lampion untuk mengenang putri mereka yang hilang. Rapunzel melihat lampion-lampion tersebut dari jendela dan keinginnya untuk mengunjungi kerajaan

Suatu hari, seorang pencuri bernama Flynn Rider beristirahat dibawah menara. Rapunzel mengambil tas milik Flynn yang berisi permata mahkota hasil curian. Rapunzel berjanji mengembalikannya jika Flynn membantunya keluar dari menara dan membawanya ke festival lampion, dan Flynn menyetujuinya. Mereka melarikan diri bersama dengan hewan peliharaan Rapunzel, seekor bunglon bernama Pascal, dan Maximus, seekor kuda seharusnya menangkap Flynn dan membawanya ke istana. Bersama-sama, Rapunzel dan Flynn harus menghindari para penjaga dan Gothel yang ternyata menuju ke kerajaan saat festival lampion berlangsung untuk membalas dendam.




































Beranda

Label:

"Hantu Tanah Kusir" Dengan Bintang Tamu Pauleen


Jenis Film Horror - Pemain Pauleen, Zaki Zimah, Rheina Mariyana, Yadi Sembako, Eva Asmarini, Benu Buloe - Sutradara Findo Purnowo Hw - Penulis Abbe Ac - Produser Ody Mulya Hidayat - Maxima Pictures.












Jupri mewarisi delman kakak iparnya. Karena sepi penumpang, Kirno, sahabatnya menyarankan Jupri untuk meminta berkah ke kuburan. Ternyata delmannya malah tertukar dengan delman hantu tanah kusir. Nasib Jupri berubah seketika. Penumpangnya ramai seketika. Namun semuanya tang berlangsung lama, ketika muncul Odong bersama Pauline, gadis Jepang yang seksi, Hantu tanah kusir mulai menagih janji.




































Beranda

Label: ,

Babies


Jenis Filme Documentary - Pemain Ponijao, Bayar, Mari, Hattie - Sutradara Thomas Balmes - Produser Alain Chabat, Amandine Billot, Chrstine Rouxel - Produksi Focus Feature - Durasi 79 menit.













Semua orang mencintai ... 'Bayi'. Film ini mengisahkan empat bayi sekaligus di seluruh dunia - dari napas pertama hingga langkah pertama mereka. Bayi dari Mongolia hingga dari Namibia, San Francisco dan Tokyo, bayi-bayi bahagia ini menangkap gambaran akan tahap awal dari sebuah perjalanan kemanusiaan yang unik dan universal untuk kita semua.

























Beranda

Label: ,

Kamis, 18 November 2010

Dara & Mita The Virgin Main Film Jadi "Penganten Sunat"


Jenis Film Comedy - Pemain Amink, Dara The Virgin, Mita The Virgin, Gary Iskak, Marwoto, Daus 'ob', Cinta Dewi, Debby Ayu, Ayu Dewi, Mpo Hindun - Sutradara Rako Prijanto - Penulis Raditya - Produser Gope T. Samtani, Subagio S - Produksi Rapi Films.












Pandangan keperkasaan seorang laki-laki dimata wanita merupakan suatu keharusan dan doktrin yang harus dimiliki maupun dirasakan secara utuh oleh kaum hawa yang saat ini sangat-sangat ”haus”akan hal tersebut.

Begitulah kira-kira garis besar yang terlihat dalam film hasil karya Rapi Film yang bekerja sama dengan Rako Prijanto dalam menggarap film komedi berjudul Penganten Sunat yang di bintangi oleh Amink, Dara The Virgin, Mita The Virgin, Gerry Iskak, Daus Separo, Marwoto, Ayu Dewi, Debby Ayu, Cinta Dewi, Mpok Hindun.

Didalam film yang berdurasi 82 menit dengan mengambil fokus Aming sebagai tokoh centre nya diyakini akan mengocok perut anda saat menyaksikan film yang semua lagu-lagunya (soundtracknya) di buat oleh The Virgin yang digawangi oleh Dara The Virgin dan Mita The Virgin.

Plot atau alur cerita dalam film komedi ini diawali dari adanya permasalahan hidup yang dirasakan oleh Japra (Amink) dari Kampung Pasir yang semasa kecilnya mengalamai insiden yang melibatkan patil ikan lele yang berbuntut pada mengecilnya alat kelamin Japra .Padahal Japra mempunyai cita- cita dalam hidupnya yaitu ingin menjadi pengantin dan syaratnya harus disunat

Akibat hal tersebut seumur hidupnya , Japra menjadi bahan tertawaan dan celaan dari kawan-kawannya terutama Sukri (Marwoto), Marwan (Gary Iskak), dan Juhi (Daus OB) meskipun ketiganya memiliki permasalahan yang sama yaitu ”lemah syahwat” dan termasuk dalam salah satu bagian Ikatan suami takut istri (ISTI)

Klimaks film dimulai saat Japra disukai oleh seorang wanita yang merupakan teman masa kecilnya bernama Bini (Mita The Virgin) yang mempunyai masalah krisis identitas dimana Bini merasa sebagai seorang lelaki yang terperangkap dalam tubuh perempuan, Meski demikian secara diam- diam mencintai Japra.

Semtara itu Japra mulai berkenalan dean seorang wanita cantik bernama Srimpi (Dara The Virgin), yang berakhir pada saling jatuh cinta diantara keduanya. Srimpi pun menjadi idola para lelaki Kampung Pasir. Hal ini tentu saja membuat berang para istri

Namun bukan Lela namanya bila tidak mencari akal. Dengan desakan Lela, ia berhasil membujuk Japra untuk segera menikahi Srimpi. Di saat pernikahan digelar, giliran para suami mempermalukan Japra dengan membuat Srimpi sadar betapa kecilnya alat kelamin Japra. Karena malu Japra pun memilih meninggalkan kampung dan Srimpi. Bini yang mulai cemburu pun memanfaatkan keadaan ini untuk membuat hubungan Srimpi dan Japra menjadi renggang

Japra bertemu Aheng orang yang bisa merubah alat kelaminnya menjadi super duper besar. Akhirnya ia berani pulang kampung untuk merebut hati Srimpi kembali. Tetapi kepulangannya justru membawa masalah. Ia menjadi idola para istri dan ini membuat hati Srimpi menjadi cemburu

Akankah Japra berhasil merebut cinta Srimpi kembali? Akankah Japra meraih cita- citanya untuk menjadi seorang pengantin? Saksikan petualangan seru Japra selengkapnya di film PENGANTEN SUNAT yang akan mulai ditayangkan secara serentak di seluruh bisokop pada tanggal 25 November 2010 mendatang.

Beranda

Label:

Unstoppable


Jenis Film Action - Pemain Denzel Washington, Chris Pine, Rosario Dawson, Kevin Dunn, Ethan Suplee - Sutradara Tony Scott - Penulis Mark Bomback - Produser Tony Scott, Julie Yorn, Mimi Rogers - 20th Century Fox.












Akibat karyawan perusahaan yang bekerja dengan santai, Perusahaan kereta api berusaha menghentikan sebuah kereta barang tak berawak, membawa cairan mudah terbakar dan gas beracun yang hilang kendali agar tidak menghancurkan kota. Sebelum terlambat, seorang veteran ahli mesin lokomotif (Denzel Washington) dan masinis muda (Chris Pine) berusaha untuk menghentikan kereta tersebut dari lokomotif yang berbeda. Padahal sebelumnya sudah ada yang mencoba dari depan dan gagal, bahkan tergelincir ddan tewas. Pahlawan kita berusaha mencoba dari depan apakah berhasil, tanpa adanya korban yang lebih banyak?

Beranda

Label:

Harry Potter and the Deathly Hallows: Part I


Jenis Film Fantasy, Remaja, Teenage - Pemain Daniel Radcliffe, Rubert Grint, Emma Watson, Ralph Fiennes, Helena Bonham Carter, Gary Oldman, Robbie Coltrane - Sutradara David Yates - Penulis Steve Kloves - Produser David Heyman, David Barron - Produksi Warner Bros. Pictures.












Kekuatan Voldemort semakin kuat. Ia menguasai seluruh Kementerian Sihir dan Hogwarts. Harry, Ron, dan Hermione memutuskan untuk menyelesaikan perjuangan Dumbledore dan menemukan Horcruxes untuk mengalahkan Pangeran Kegelapan. Namun, sedikit harapan untuk mereka melakukan itu, sehingga segalanya harus berjalan seperti yang telah direncanakan.

Siapa pun yang sudah melahap habis tujuh buku Harry Potter pasti tahu bahwa Harry Potter and the Deathly Hallows memiliki mood paling gelap dibanding enam buku sebelumnya. Sepertinya mood ini berhasil dipertahankan sutradara David Yates dalam adaptasi filmnya. Sepanjang film, nuansa gelap dan muram sangat terasa, mulai dari tone warna, dialog, hingga musik scoring. Sulit dipercaya bahwa sembilan tahun yang lalu seri film ini dimulai dengan sebuah film keluarga yang ditonton banyak anak-anak.

Tentunya film dibuat lebih "gelap" bukan tanpa alasan. Di seri sebelumnya (Harry Potter and the Half-Blood Prince), film diakhiri dengan kematian Albus Dombledore. Maka The Deathly Hallows dimulai dengan memperlihatkan kekacauan dunia sihir dan dunia muggle sepeninggal Dumbledore. Kementrian Sihir diambil alih Death Eater (alias Pelahap Maut), muggle dan penyihir "berdarah lumpur" ditangkap dan dibunuh, bahkan demi melindungi keluarganya, Hermione sampai harus menghapus dirinya dari ingatan kedua orang tuanya.

Kalau itu masih kurang "muram", di 30 menit pertama sudah ada satu tokoh yang tewas, dan satu lagi yang terluka parah. Bahkan pesta pernikahan Bill Weasley dengan Fleur Delacour pun tak berhasil menciptakan suasana suka cita di kediaman keluarga Weasley.

Dari situ, fokus film berpindah pada petualangan Harry, Ron, dan Hermione mencari dan menghancurkan horcrux. Horcrux adalah jimat berisi potongan jiwa Lord Voldemort -- seluruhnya berjumlah tujuh buah -- yang jika semuanya berhasil dihancurkan, tamatlah riwayat Sang Pangeran Kegelapan. Tentunya mencari horcrux bukan hal yang mudah, karena tak ada satu pun dari mereka yang tahu apa bentuk horcrux-horcrux tersebut. Dan jika sudah berhasil ditemukan pun, tak ada yang tahu bagaimana cara menghancurkannya.

Situasinya makin rumit karena kali ini tiga sekawan penyihir ini tak mendapat bantuan sama sekali dari pihak luar, bahkan dari keluarga mereka sendiri. Harry dkk terpaksa tinggal di tenda, berpindah-pindah tempat supaya tak mudah terlacak. Maklum saja, wajah Harry sudah tersebar di seluruh penjuru kota dalam selebaran bertuliskan 'Wanted'.

Masalah juga timbul saat Ron -- yang diam-diam jatuh cinta pada Hermione -- merasa cemburu dengan kedekatan Harry dan gadis pujaannya. Beban Ron di perjalanan ini memang tak ringan. Bukan saja merasa tersisih dari Harry dan Hermione yang sering menghabiskan waktu bersama, Ron juga tak pernah melepaskan pendengarannya dari siaran radio gerilya. Radio ini tak memutarkan musik, melainkan memberi informasi tentang siapa saja penyihir yang dinyatakan hilang, dan siapa saja yang terbunuh.

Tapi jangan khawatir, di tengah segala kesedihan dan ketegangan film, kita masih akan dibuat tertawa dengan humor-humor khas Harry Potter. Pengocok perut paling utama tentu saja adalah Ron, yang dari dulu dikenal suka melontarkan pernyataan-pernyataan konyol. Belum lagi usahanya memikat hati Hermione yang bukan jadi romantis tapi malah mengundang tawa.

Oh ya, kenapa ada embel-embel "Part I" pada judul film? Tidak lain karena buku terakhir dari seri Harry Potter ini memang diangkat ke dalam dua film. Mungkin terlalu banyak detail yang tak boleh terlewatkan sehingga jika semuanya dimuat ke satu film bisa-bisa durasinya jadi lima jam. Maka berakhirlah Harry Potter and the Deathly Hallows: Part I pada sebuah adegan yang menampilkan Lord Voldemort. Penonton pun dibuat geregetan dan penasaran karena harus menunggu sambungan ceritanya -- Harry Potter and the Deathly Hallows: Part II -- yang baru akan dirilis Juli 2011.

Beranda

Label:

Sabtu, 13 November 2010

Sekarang "Heart 2 Heart" Oleh Nayato


Jenis Film Drama - Pemain Aliff Alli, Irish Bella, Arumi Bachsin, Wulan Guritno, George Taka, Argatama Levy, Indah Permatasari, Miradz - Sutradara Nayato Fio Nuala - Penulis Titien Wattimena - Produser Chand Parwez Servia - Produksi Kharisma Starvision Plus.












Semua berawal dari pertemuan tak sengaja antara Pandu (Aliff Alli) bersama sahabatnya (Argatama Levy cs) dengan Indah (Irish Bella), di sebuah danau nan indah.

Tiga hari pertemuan-pertemuan ini berlanjut, Pandu dan Indah menemukan kebahagiaan yang diisi keindahan hutan, kebun teh, danau, dan cinta. Saat itu Indah sedang berlibur di villa bersama orang tuanya. Kebersamaan Pandu dan Indah terus terbawa dalam hati masing-masing ketika keduanya ke Jakarta, Pandu yakin apabila jodoh mereka akan bertemu kembali, Indah memang bersekolah di Jakarta, dan Pandu baru akan pindah ke Jakarta.

Laksana jodoh, garis hidup yang sudah dituliskan Tuhan, Indah bertemu kembali dengan Pandu, dan cinta itu tetap ada walau kini ada rintangan. Indah sudah memiliki ‘pacar’, dan tepatnya jodoh pilihan mamanya (Wulan Guritno), bernama Ramon (Miradz).

Hingga kemudian, sebuah kecelakaan merenggut sebagian hidup Indah. Penglihatannya dan pita suaranya. Saat itulah, kakak Indah (Arumi Bachsin) kembali, setelah selama ini pergi, karena menolak jadi boneka ibunya. Indah ibarat boneka rusak, menolak ditemani orang tuanya, apalagi pacar pilihan orang tuanya. Pandu kembali muncul. Pandu melepaskan sekolahnya di Jakarta untuk kembali ke desa, menyusul Indah, yang memilih menghabiskan kesendiriannya di villa. Pandu tak pernah membiarkan Indah sendiri, seberapa keras pun Indah menolaknya. Bersama-sama, Pandu dan sahabat Indah (Indah Permatasari) mencoba mengembalikan senyum Indah.

Dan di situlah, di tempat awal mereka bertemu, Indah dan Pandu kembali bersatu. Seperti sebuah kalimat, “manusia boleh pergi, tapi cinta tinggal selama-lamanya”, begitulah kisah kasih mereka pun menjadi abadi…

Beranda

Label: , ,

"Setan Facebook" Dari Dunia Maya


Jenis Film Horror, Dewasa (Adult) - Pemain Cindy Anggrina, Boy Hamzah, Jehaan Sienna, Maeeva Amin, Waqid, Ricky Ertan - Sutradara Hefi Kardit - Penulis M. Ilhamka Nizam, Anggoro - Produser Harris Nizam - Produksi D'color Entertainment.












Farah , di usia 19 sangatlah energik dan spontanitas , kecantikannya mengimbangi energiknya yang sedang bergejolak. Termasuk urusan identitas yang sudah dianggap over-narsis oleh teman – teman dekatnya. Cici sahabatnya dan Nauvan pacarnya sudah seringkali mengingatkan Farah agar tidak terlalu obsesi dengan status di Fesbuk (eng : Facebook) . Hingga pak Tiyo dosennya pun pernah mengusirnya dari kelas. Tyar musuh bebuyutannya juga acapkali menyindir sinis, tetap tak diperdulikannya.

Kadar aktifitas Farah sudah melebihi porsinya, kadang di tempat yang tak semestinya dan di waktu yang tak seharusnya. Ia terus saja mengupdate status Fesbuk. Apapun yang ada di benaknya tak pernah terlewat sekalipun. Kadangkala memang tak penting untuk yang membacanya. Tapi selalu dijawabnya dengan argumen “suka suka gue mau nulis apa!” .

Teror pun dimulai kala Farah di invite untuk mengkonfirmasi profil seseorang bernama Mira Anindhita, sosok asing yang di kemudian hari membawa bencana. Selamatnya, Farah tak pernah menggubris untuk mengkonfirmasi. Namun, beberapa teman nya satu persatu yang juga di-invite mendadak mati mengenaskan.

Farah pun mulai ketakutan ada apa sebenarnya? Apakah kematian orang – orang di sekitarnya ada hubungan dengan fesbuk atau pembunuh psycho yang meneror dengan cara yang aneh. Segera ia meminta bantuan Roni hacker yang diminta menelusuri profil misterius yang mungkin jadi penyebab kematian akhir – akhir ini.

Seiring teror terus berjalan Farah bertemu dengan oma Pujo yang konon menjadi kunci dari semuanya. Namun Farah masih belum bisa tenang karena waktu tak lagi menyisakan kesempatan untuknya...

Adakah hubungan Farah dengan sosok misterius yang melakukan teror hingga menghabisi nyawa orang tersebut ? Akankah Farah tetap bertahan hidup ?

Beranda

Label:

Fathir Muchtar Pemarah di "Senggol Bacok"


Jenis Film Comedy - Pemain Fathir Muchtar, Kinaryosih, Ringgo Agus Rahman, Aji Idol, Jonny Iskandar, Marcella - Sutradara Iqbal Rais - Penulis Ben Sihombing - Produser Raam Punjabi - Produksi Mvp Pictures.











“Kekerasan hanya bisa mengontrol fisik, tapi tidak bisa mengotrol pemikiran” –Dalai Lama

Berangkat dari quote tersebut, Sutradara Iqbal Rais tergerak untuk menggarap sebuah film komedi. Lewat film terbaru produksi MVP Pictures SENGGOL BACOK, sutradara yang namanya langsung melejit sejak film pertamanya Tarix Jabrix ini , ingn menggabungkan dua hal yang saling bersebrangan : Amarah dan Komedi. “ Saya suka membuat orang tertawa. dan kali ini saya ingin coba membangun sebuah komedi yang lahir dari kemarahan! Alasan kedua, dunia secara umum dalam kondisi mengerikan sekarang, saat ini saya memutuskan tidak dulu menambah kegelisaan dunia dengan membuat film berat yang dramatis. Simpelnya, saya ingin menghibur orang” cerita Iqbal Rais

Senggol Bacok yang akan dirilis secara nasional pada tanggal 4 November 2010 ini, mengambil genre komedi. Bercerita tentang Galang (Fathir) seorang pemuda yang sejak kecil tubuhnya lebih dikuasai amarah ketimbang akal. Makin dewasa sifat tempramennya makin menjadi-jadi, semua urusan menjadi ribet apabila berhadapan dengan Galang.

Selain Fathir Muchtar, Senggol Bacok juga di bintangi oleh Kinaryosih, yang berperan sebagai Laras, tipikal gadis jawa yang lembut. “ Karakter Laras ini dimunculkan sebagai pelumer hati batu Galang.” ujar Kinaryosih.
Ringgo Agus Rahman, akan berperan sebagai Donny. Cowok banyak akal, musuh besar Galang. “Donny adalah simbol dari Akal/Otak. Lawan bebuyutan dari Galang yang lebih menggunakan otot. Perseteruan keduanya akan menunjukan ke penonton, siapa yang lebih kuat. Otot atau Otak? Atau bukan keduanya malah?” cerita Ringgo tentang karakternya.

Pengamen dekil yang menjadi sahabat Galang, Disko diperankan oleh Adji Idol. “Adji ini penyanyi bersuara emas. Kesempatan bikin album sering melayang karena Disko berwajah lumpur, item dan dekil. Sebagai sahabat, , fungsi Disko adalah untuk meredam amarah Galang. Walaupun kadang Disko sendiri yang jadi korban kebrutalan Galang” ujar Adji, “Karakter-karakter ajaib dalam film di hadirkan sebagai penyambung cerita. Semua ‘keajaiban’ karakter mempunyai fungsi dan tugas masing-masing. Hilang satu karakter, maka film ini akan buta” tambah Iqbal Rais.

Beranda

Label:

Rabu, 10 November 2010

"Megamind" Penjahat Ulung Juga Bisa Jadi Pahlawan


Jenis Film Animation, Semua Umur, General - Pemain Will Ferrell, Tina Fey, Justin Long, Jonah Hill, David Cross, Brad Pitt - Sutradara Tom McGrath - Penulis Alan J. Schoolcraft, Brent Simons - Produser Lara Breay, Denise Nolan Cascino - Produksi Dreamworks Animation - Durasi 90 menit.












Megamind (Will Ferrell), penjahat ulung dan terpandai yang pernah ada. Selama bertahun-tahun, ia berusaha menaklukkan kota Metro dengan cara apapun. Setiap usahanya selalu digagalkan oleh pahlawan super tak terkalahkan yang dikenal sebagai Metro Man (Brad Pitt), hingga suatu hari Megamind berhasil membunuhnya. Hidup Megamind hampa. Seorang penjahat tanpa seorang pahlawan penyelamat. Dia menyadari bahwa ambisi hidupnya adalah untuk mencapai hal terburuk yang pernah terjadi padanya.

Satu-satunya cara untuk keluar kehampaan tersebut adalah menciptakan pahlawan baru bernama "Titan", lebih besar, lebih baik dan lebih kuat dari Metro Man. Ternyata Titan merasa jauh lebih menyenangkan untuk menjadi penjahat daripada pahlawan. Titans tidak hanya ingin menaklukkan dunia, tetapi ingin menghancurkannya! Apakah Megamind akan dikalahkan oleh ciptaannya sendiri? Akankah Megamind yang akan menjadi pahlawan?

Beranda

Label:

The Social Network


Jenis Film Drama, Dewasa, Adult - Pemain Jesse Eisenberg, Andrew Garfield, Justin Timberlake, Brenda Song, Rooney Mara, Armie Hammer, Max Minghella - Sutradara David Fincher - Penulis Aaron Sorkin - Produser Scott Rudin, Kevin Spacey, Dana Brunetti, Michael De Luca - Columbia Pictures - Durasi 121 menit.












Tahun 2003, mahasiswa baru Universitas Harvard, Mark Zuckerberg (Jesse Eisenberg) terinspirasi untuk membuat "TheFacebook.com," sebuah situs ia ciptakan agar seluruh mahasiswa Harvard dapat berinteraksi satu sama lain. Bersama rekannya, Eduardo Saverin (Andrew Garfield), yang mendanai usaha, situs ini diluncurkan dan sukses besar dan terus berkembang hingga seorang inovator dari Napster, Sean Parker (Justin Timberlake) terlibat dan segalanya terpecah belah.

Beranda

Label:

Kamis, 04 November 2010

Film Gaby & Lagunya; Persembahan Batavia Pictures





Diilhami dari sebuah lagu fenomenal di tahun 2008 silam
Lagu yang sempat menjadi buah bibir masyarakat Indonesia di pertengahan 2008 silam mengilhami Agnes Davonar seorang blogger untuk menuliskan kisah fiksi dibalik lagu tersebut, dan kini sutradara Nayato Fio Nuala mencoba untuk memvisualisasikannya.

Platinum XXI FX, Jakarta, Kabarindo - Mungkin masih segar dalam ingatan kita tentang bagaimana kisah sebuah lagu yang sempat fenomenal 2 tahun silam yang lebih dikenal dengan lagu Gaby.

Lagu Gaby yang kemunculannya disertai dengan balutan misteri akan si empunya dan kisah tragisnya, sempat menjadi perbincangan hangat di banyak media massa baik cetak maupun elektronik. Kisah akan seorang Gaby, gadis cantik yang kemudian meninggal dengan cara bunuh diri setelah menyanyikan sebuah lagu dengan petikan gitarnya, lagu yang konon ia ciptakan untuk sang kekasih yang meninggal pada sebuah kecelakaan motor.

Kisah tragis nan fenomenal inilah yang kemudian mengilhami blogger, Agnes Davonar untuk menuliskan sebuah kisah fiksi tentang Gaby&Lagunya. Kisah yang dituliskan oleh Agnes Davonar inilah yang akhirnya menarik perhatian sutradara Nayato Fio Nuala untuk mencoba memvisualisasikan kisah Gaby&Lagunya dalam format Film dengan tafsiran tersendiri.

Keinginan Nayato ini kemudian mendapat dukungan penuh dari Batavia Pictures yang lantas memproduksi Film Gaby&Lagunya.

Menggelar sebuah acara Gala Premier bertempat di Platinum XXI FX, pemutaran perdana film ini cukup menyita perhatian para penikmat film tanah air yang datang memadati Platinum XXI. Namun jika ditanya bagimana hasil akhir dari Film Gaby&Lagunya, agaknya para penonton harus sedikit kecewa.

Sang Sutradara Nayato Fio Nuala agaknya belum mampu untuk membangun unsur drama yang timbul dengan lebih mendalam sehingga cerita yang seharusnya terasa atmosfer dramatisnya terkesan datar tanpa emosi mendalam.

Alur yang lambat serta konflik yang terlalu banyak ingin dimasukkan dalam Film ini terasa cukup membosankan. Deretan pemain baru yang hadir dalam film ini pun terasa belum mampu memperdalam karakter mereka dengan baik, mulai dari gesture sampai intonasi suara yang masih banyak harus diperbaiki.

Para pemeran pendukunglah seperti Iqbal Azhari yang akhirnya mampu mencairkan suasana kaku yang terjalin disepanjang film Gaby&Lagunya ini.

Sinopsis : Gaby(Karina Nadila) bertemu dengan Popo(Guntur Triyoga) didepan café miliknya saat hujan deras dan Popo akhirnya memutuskan untuk berteduh di depan café tersebut. Gaby yang merasa iba teradap Popo yang terlihat kedinginan kemudian meminta ia masuk kedalam café. Melalui awal pertemuan tersebut Gaby dan Popo saling mengenal. Popo yang seorang personel sebuah band lantas berjanji pada Gaby untuk mengajarinya bermain gitar seperti yang selama ini diinginkan Gaby.

Sementara hubungan Gaby dan Popo semakin dekat dan Gaby pun mulai jatuh cinta pada Popo yang bersikap begitu baik padanya, Popo masih dibayangi oleh permasalahan internal band nya. Diantara sederetan masalah internal band, salah satu yang cukup menyita perhatian adalah masalah masa lalunya dengan Gita(Leylarey Lesesne) vokalis band yang dulu sempat memiliki hubungan dekat dengan Popo. Gita yang masih menaruh harapan akan cintanya pada Popo rela melakukan berbagai cara untuk mendapatkan cinta Popo, termasuk dengan mengaku bahwa ia hamil!.

Hubungan Popo dan Gaby yang mulai ditumbuhi benih-benih cinta mendadak terusik. Sampai suatu hari sebuah kabar buruk tentang kecelakaan Popo sampai ditelinga Gaby. Bagaimanakah akhir dari kisah cinta Gaby dan Popo?. Akankah film yang resmi dirilis pada 4 November 2010 ini mampu menyamai kefenomenalan lagunya?. Saksikan Film Gaby&Lagunya di bioskop kesayangan anda. (Dina Azzahra - kabarindo)

Don’t Miss It….

Beranda

Label: , , ,

Rabu, 03 November 2010

"In The Name Of God" Film Pakistan yang Siap Tayang di Indonesia













In The Name Of God
Khuda Kay Liye

Atas Nama Apa pun,
Terorisme, Ekstremisme, Separatisme,
Radikalisme, dan Kekerasan,
Tidak Dibenarkan!

Sutradara/Penulis Cerita-Skenario: Shoaib Mansoor
Para Pemain:
Shaan (Sebagai Mansoor), Fawad Khan (Sarmad), Iman Ali (Mary/Maryam), Alex Edwards (Dave), Rasheed Naz (Kyai Maulana Tahiri) & Naseeruddin Shah (Kyai Maulana Wali).

Sinopsis

Chicago, Musim Gugur 2002...
Janie, Seorang wanita bule muda, datang ke Panti Rehab. Tujuannya, menyambangi seorang lelaki muda dalam kondisi mengenaskan. Siapakah dia, apa hubungannya dengan Janie?

Kita mundur ke waktu dua tahun silam, saat remaja Pakistan menyambut Tahun Baru 2000, di Lahore. Sebuah band lokal menggelar konser. Abang-adik Mansoor-Sarmad sebagai musisi dan vokalis. Mendadak kelompok lelaki kasar berbaju putih menyerbu. Pentungan mereka menghancurkan panggung dan lampu-lampu sambil menyerukan keakbaran Allah.

Di London, Mariam, mahasiswi keturunan Pakistan, berpacaran dengan cowok bule, Dave. Hal ini membuat ayahnya, Hussain Khan, berang. Padahal Hussain sendiri hidup bersama seorang wanita Inggris, sepeninggal istrinya. Prinsip Hussain. "Pria Muslim boleh menikahi wanita non-Muslim, namun sebaliknya wanita Muslim dilarang!"

Maka ia pun merancang muslihat untuk menikahkan Mariam dengan keponakannya yang bukan lain daripada Sarmad. Caranya, membawa Maria ke Lahore, beralasan bertemu keluarga Pamannya, Mustafa. Kebetulan pula Sarmad tengah 'dicuci otaknya' oleh ulama Maulana Tahiri yang menegaskan, "Nabi Muhammad membenci lagu dan musik!" Maka suara merdu Sarmad afdolnya untuk menyerukan azan belaka.

Sarmad terpengaruh Tahiri, mulai memelihara jenggot. Sampai ditertawakan abangnya, Mansoor, yang terbang ke Chicago, untuk kuliah di Fakultas Seni Musik. Disinilah Mansoor menjalin hubungan dengan Janie yang kemudian dinikahinya.

Tipuan licik dan paksaan ayahnya membuat Mariam terpaksa diperisteri Sarmad dan tinggal di dusun terpencil di perbatasan Afganistan. Pernah Mariam mencoba kabur namun gagal karena dusunnya berada di kawasan pegunungan terjal. Bahkan sampai ia melahirkan seorang anak.

Terjadilah peristiwa 11 September 2001 yang merombak segalanya, bukan saja meruntuhkan Menara Kembar di New York. Tidak cuma antara Barat dengan Islam, tapi juga antar Muslim Kolot dengan Muslim Liberal.

Tokoh kita, Mansoor, diciduk CIA karena dicurigai jadi kaki tangan teroris. Setangguh-tanguhnya Mansoor, siksaan yang dialaminya meruntuhkan mentalnya.

Sepucuk surat Mariam yang diselundupkan perempuan-perempuan yang bersimpati, akhirnya jatuh juga ke tangan Dave. Maka dimulailah perjuangan membebaskan Mariam. Paman Mustafa menjemput Mariam. Tuntutan Mariam terhadap ayah dan sepupunya, serta siapa yang berhak atas bayinya, membuka persidangan. Hakim menghadirkan Kyai Maulana Wali, ulama tersohor penulis 12 buku Hukum Muslim.

Di persidangan inilah berlangsung debat antar dua ulama, Kyai Maulana Tahiri lawan Kyai Maulana Wali. "Islam tidak mengharamkan musik, buktinya Nabi Daud tersohor sebagai penyanyi bersuara emas sekaligus pemusik!" ungkap Kyai Wali, "Mengenai kumis-jenggot dan busana ala Barat, lihat Bapak Bangsa Pakistan, Mohammad Ali Jinnah, wajahnya kelimis dan mengenakan jas-pantalon!"

Kyai Tahiri tak mampu membantah fakta-fakta yang disebut Kyai Wali namun para pengikutnya membabi-buta tetap mematuhinya. Terlihat pada adegan anti-klimaks saat Sarmad yang mengenakan celana jeans dan membalik topi pet, menyerukan azan di mesjid, Kyai Tahiri memberi isyarat pada seorang pemuda pengikutnya untuk merebut mikrofon dan melanjutkan azan.

Ada pun Mansoor dideportasi Pemerintah Amerika kembali ke Pakistan dalam kondisi setengah waras. Bagaimana dengan Mariam? Ia menolak pulang ke Inggris, memilih kembali ke dusun perbatasan untuk membuka sekolah demi memberantas buta huruf di kalangan wanita...



(H.E. Mr. Sanaullah Ambasador Of Islamic Republic Of Pakistan)









Film Serius Khususnya untuk Pemerhati Muslim
Bertempat di PPHUI Kuningan Selasa (02/11/2010) Kedutaan Besar Republik Isllam Pakistan menyelenggarakan Gala Premier film IN THE NAME OF GOD (Khuda Kay Liya). Hadir di kesempatan saat itu H.E. Mr. Sanaullah Ambasador Of Islamic Republic Of Pakistan. Tak dapat disangkal bahwa ini adalah film dengan isu sangat serius. Padahal seperti sama kita ketahui, Pakistan adalah Negara Islam, namun beruntunglah masih ada tokoh ulama seperti Kyai Maulana Wali (diperankan sangat bagus oleh aktor watak kawakan Naseeeruddin Shah) yang berpikiran jernih dan benar.

Sayang, faktanya justru lebih berjibun jumlah ulama seperti Kyai Tahiri yang terus memompakan racun kebencian pada segala sesuatu dari Barat, termasuk cara berbusana dan pendidikan. Tokoh-tokoh seperti Kyai Tahiri itulah yang menyebarkan anjuran berjihad secara sesat dengan mengats-namakan ajaran agama. Itu sebabnya pada awalnya digambarkan Kyai Wali sudah apatis, memilih hanya berdoa zikir terus dalam rumah sembari menikmati musik klasik.

Sutradara Shoaib Mansoor memasang tiga bintang muda yang berakting cemerlang; Shaan (Sebagai Mansoor) , Fawad Khan (Sarmad), dan Iman Ali (Mariam)). Lokasi film ini pun di tiga benua; Pakistan (Asia), Chicago (Amerika), dan London (Inggris/Eropa).

Shaaib Mansor seolah mendambakan Pakistan yang lebih terbuka karena setelah tokoh Mariam memenangkan di Pengadilan hak kepemilikan dan pengasuhan anak jatuh kepadanya, ia batal ke London dan memilih membuka sekolah khusus untuk anak-anak perempuan di dusun. Ironisnya, faktanya banyak sekolah putri dihancurkan dan dibom oleh kaum Taliban serta Muslim fundamentalis yang tak menghendaki kemajuan bagi perempuan. Jangan-jangan Mariam pun disembelih beberapa bulan kemudian.

Catatan:
Film In the Name of God telah mendapatkan sejumlah penghargaan dari berbagai festival dunia. Khususnya dalam JIFFest (Jakarta International Film Festival) mendapatkan sebutan sebagai, "Film dengan Aklamasi secara Menyeluruh!".

Beranda

Label:

Tora Sudiro menjadi Mafia Insyaf


Jenis Film Action, Dewasa, Adult - Pemain Atiqah Hasiholan, Tora Sudiro, Indah Kallalo, Ferry Ardiansyah, Anindhika, H. Djaja Miharja, Zaki Zimah, Guntur - Sutradara Otoy Witoyo - Produser Budi Mulyono - Produksi Kanta Indah Film.












MACAN POLKADOT selama ini dikenal sebagai gank mafia yang cukup ditakuti, dipimpin oleh Dewi, memiliki 3 anak laki-laki: Kendra, Romi dan Jodi. Dewi merasa sudah tua dan ingin Kendra mewarisi usaha keluarganya. Dewi meminta Kendra mencari calon istri. Sampai akhirnya Kendra tak sengaja bertemu dengan Selma yang ternyata bekerja sebagai komisaris polisi. Selma sering menyamar untuk menuntaskan setiap kasusnya. Selma membuat hidup Kendra bergairah lagi

Hubungan Selma dan Kendra menjadi dekat. Untuk menutupi identitasnya, Kendra mengaku bekerja di yayasan sosial dan Selma mengaku bekerja sebagai pegawai negeri. Sampai akhirnya Selma mengaku bahwa dia sebenarnya polisi yang menyamar untuk mengungkap kasus-kasus penyelundupan, penggelapan pajak dan mafia. Kendra terkejut mengetahuinya. Selma shock mengetahui identitas Kendra yang sebenarnya. Kendra berjanji pada Selma, jika suatu saat dia terlibat urusan kriminal, Selma boleh menangkap dengan tangannya sendiri

Sayangnya Kendra terpaksa terlibat dalam perkelahian ketika kedua adiknya diculik gank Kampak Ungu. Sesuai janjinya, Kendra membiarkan Selma menangkapnya. Selma sedih mendapati kenyataan itu. Kendra, Romi dan Jodi menjalani pengadilan. Mereka berhadapan dengan Bobi, jaksa yang jatuh hati pada Selma yang menjadi jaksa penuntut dalam kasus perkelahian antar gank itu

Akankah Kendra dan adik-adiknya menang dalam kasus ini? Bagaimana akhir kisah cinta antara Kendra dan Selma?

Beranda

Label:

Film Paris Express dan You Again




Paris Express

Jenis Film Drama, Dewasa, Adult - Pemain Michael Youn, Geraldine Nakache, Jimmy Jean-Louis, Didier Flamand - Sutradara Herve Renoh - Penulis Herve Renoh - Produksi Europacorp - Durasi 99 menit.












Dari multikultural hingga perancang busana Paris, dari Montmartre hingga ke Champs-Elysees, dari trotoar hingga galeri mewah...berhati-hatilah! kurir Sam sedang beraksi! Mengendarai skuternya, Sam melanggar setiap peraturan lalu lintas untuk memenuhi janji kalimat "pengiriman ekspress" dari layanan kurir tempat ia bekerja. Namun sekeras apapun usahanya, Sam tidak pernah mendapat bonus dari atasannya, selalu kalah bersaing dari rekannya dan tidak dapat menghindar dari ayahnya yang selalu ingin bertemu. Tujuan Sam hanyalah Nadia, Sam harus hadir di pernikahan adiknya. Masalahnya adalah, Sam memiliki satu pengiriman lagi dan membuat hari Sam makin buruk.

Tanpa ia sadari, pengiriman terakhir ini akan membawanya ke pusat pencurian lukisan berharga.....sebuah pengiriman yang mengubah hidupnya.

Beranda




You Again

Jenis Film Comedy - Pemain Kristen Bell, Jamie Lee Curtis, Sigourney Weaver, Odette Yustman, Victor Garber, Betty White - Sutradara Andy Fickman - Penulis Moe Jelline - Produser Mario Iscovich, Andy Fickman, Eric Tannenbaum - Produksi Walt Disney Studios Motion Pictures - Durasi 1 jam 45 menit.












Bagi Marni (Kristen Bell) masa SMA adalah masa yang paing tidak menyenangkan, dengan model rambut pini, jerawat dan kawat gigi menjadikan Marni bahan olok-olok temannya. Terutama Joana (Odette Yustman) yang merupakan gadis paling populer di sekolah.

Setamat SMA Marni mendapat pekerjaan dengan karier yang sangat menjanjikan, dan mendapat promosi sebagai wakil direktur di sebuah perusahaan penerbit di kota New York. Tetapi sebelum menempati post barunya, marni harus pulang ke kampung halamannya untuk menghadiri perkawinan kakaknya Will (James Wolk).

Tetapi kepulangannya, Marni justru harus menghadapi masa lalu yang sangat memalukan. Joana yang merupakan musuh utama Marni ternyata adalah calon kakak iparnya. Rasa penasaran dan keinginan untuk balas dendam pun terlintas di hati Marni. Konflik cerita pun semakin menarik saat sang ibu, Gail (Jamie Lee Curtis) bertemu dengan tante Joana, Ramona (Sigourney Weaver). Keduanya juga memiliki kisah yang sama seperti Marni dan Joana.

Walaupun cerita film mudah untuk ditebak, dengan happy ending sebagai penutup, namun Andy Fickman yang bertindak sebagai sutradara berhasil membawa cerita You Again menjadi tontonan yang menghibur. Konflik antara Joana dan Marni lalu diselingi dengan kisah persaingan antara Gail dan Ramona bisa membuat Anda tertawa.

Puas dengan sajian humor, sang sutradara membawa emosi Anda tinggi saat pernikahan Will dan Joana nyaris batal. Sajian drama komedi lewat You Again siap menghibur anda pada 10 November mendatang 2010.

Beranda

Label: ,

Film "Rintihan Kuntilanak Perawan"


Platters Setiabudi Building Jakarta, 11 Oktober 2010 - Diselenggarakan syukuran film "Rintihan Kuntilanak Perawan" produksi K2K Production yang di produseri oleh KK Dheraj, dengan peran utama Tera Patrick (bintang erotis Amerika), Catherine Wilson, Angel Lelga, Andreanno Philip.













Siapa yang belum kenal TERA PATRICK?
Perempuan berdarah campuran Thailand (dari ibu) dan Inggris-Belanda (ayah) memang sudah tersohor sebagai bintang erotis paling bersinar masa kini.

Ditunjang wajah eksotis, body plus dada menonjol, membuat nama bintang kelahiran Great Falls, Montana, Amerika Serikat, 25 Juli 1976, ini bisa dengan mudah berkibar di jagad hiburan esek-esek. Prestasinya sejak 1995 sudah bermain dalam 92 judul film, ftv dan video, yang semuanya memamerkan keseksian tubuhnya. Antara lain adalah: The Stalker, The Adventures of Sadie, Sex in Dangerous Places, dan Secret Loves of Women. Pernah pula bekerja sama dengan aktris seksi Mexico, Salma Hayek.

Lima tahun malang-melintang sebagai model, Tera pun menjadi salah satu dari The 100 Sexiest in the World 2006, versi FHM. Tak puas hanya menjadi bintang, ia pun mendirikan Teravision Inc dan memproduksi sendiri. Sedangkan sebagai bintang panas ia dikontrak oleh Vivid Video. Sejak 9 Januari 2004, Tera menikah dengan Evan Seinfeld, yang juga seorang aktor televisi.

Kebolehan membuat Tera mendapat label Ratu Erotis dan menuai banyak penghargaan. Antaranya adalah penghargaan Hot d'Or (Golden Hot) sebagai The Best New American Starlet dalam ajang Canes Erotic Film Festival 2000. Dan menyabet piala AVN (AVN Awards merupakan Oscar dalam dunia film erotis).

Sekarang, tak kepalang tanggung, produser KK Dheeraj yang kerap membuat sensasi dengan film-film bergenre horor berbumbu seks itu, mendaulat Ratu Erotis Amerika itu sebagai bintang utamanya. Tera beradu akting dengan Catherine Wilson dan Angle Lelga, dua aktris yang tak kalah menebar sensasi dalam film bergenre horor, RINTIHAN KUNTILANAK PERAWAN.

Tera Patrick di sini berperan sebagai seorang pembunuh seksi yang melakukan aksi pembunuhan berantai terhadap orang-orang di sekitarnya. Apa yang membuatnya melakukan pembunuhan dengan darah dingin? Dan bagaimana caranya memikat para calon korbannya? Itu semua baru bisa terjawab setelah Anda menyaksikan filmnya!

Berperan sebagai adik Tera adalah Angel Lelga, sedangkan sahabat terdekatnya diperani oleh Catherine Wilson. Kedua gadis cantik ini memang berteman, karena mereka bekerja di sebuah kantor yang sama. Sedangkan bintang macho berkepala gundul licin, Andreano Philip, dipercaya memerani kekasih Angel hingga mau tak mau terlibat juga dalam misteri pembunuhan berdarah...

Selama dua setengah minggu syuting film ini Tera sempat jatuh sakit, kemungkinan karena jetlag dan syuting film pun tertunda beberapa hari. Semoga perjuangan produser KK Dheeraj selama 16 bulan untuk menggaet Tera Patrick bermain dalam sebuah film Indonesia bisa sukses dalam pemasaran dan tidak sia-sia.

Selanjutnya, Anda semua perlu menyaksikan RINTIHAN KUNTILANAK PERAWAN di bioskop-bioskop pilihan mulai tanggal 14 Oktober 2010!

Beranda

Label:

Nonton Bareng Film "Satu Jam Saja"


Jakarta, 10 Oktober 2010 - Sutradara Ario Rubbik bersama Produser Santy Karno mengapit pemain film "Satu Jam Saja" yaitu Revalinatemat yang berperan sebagai Gadis dan Andhika Pratama (Hans), tampak berfoto bersama saat Nonton Bareng Andhika di Studio XXI Pondok Indah Mall 1.













Jakarta, 10 Oktober 2010 - Serangkaian road show film "Satu Jam Saja", salah satunya melalui siaran televisi nasional tampak Sutradara Ario Rubbik, pemain Revalina S. Temat (Gadis), dan Penulis Rano Karno bersama penyiar pembawa acara Apa Kabar Indonesia di TV One.













Jenis Film Drama - Pemain Vino G. Bastian, Revalina S. Temat, Andhika Pratama, Rano Karno, Widyawati, Marini, Rima Melati, Imey Liem - Sutradara Ario Rubbik - Penulis Rano Karno - Produser Santy Karno - Produksi Karnos Film - Durasi 106 menit.













Andika (Vino G. Bastian), Gadis (Revalina S. Temat) dan Hans (Andhika Pratama). Mereka adalah sahabat sejati dan masing-masing berjanji untuk saling menjaga namun tidak saling mencintai. Andika berkesempatan mendapat beasiswa untuk pergi kuliah ke Jerman.

Kedua sahabatnya (Gadis dan Hans) pergi mencarinya untuk menyampaikan kabar gembira tersebut, namun ternyata dalam perjalanan mereka mendapat musibah dan kendaraan yang ditumpanginya mengalami kerusakan. Hujan begitu lebat, Hans merencanakan sebuah perbuatan terkutuk dan Gadis harus menerima akibatnya Andika yang sejak lama mencintai Gadis mengambil alih tanggung jawab tersebut walaupun Andika harus kehilangan masa depannya dengan melepas beasiswa kuliah di Jerman.

Namun Hans datang kembali dan ingin merebut Gadis. Sebagai seorang sahabat sejati , Andika lebih memikirkan kebahagiaan Gadis, yang ada dalam pikiranya adalah melindungi Sahabat sekaligus istrinya dengan menyembunyikan pertemuannya dengan Hans. Semakin lama Gadis menyadari betapa besar cinta Andika namun waktu tak dapat menunggu kebahagiaan mereka. Akankah kebahagian mereka terwujud? Satu Jam Saja. Mulai 7 Oktober 2010 di bioskop-bioskop kesayangan Anda.

Beranda

Label:

Promo Film "Madame X"


Press Confrence serta Meet & Greet para pembuat film Madame X di Amplaz Jogja pukul 16:30-17:00 dan Cesar Cafe pukul 22:30 waktu Jogja, 9 Okteber 2010. Terlihat dalam gambar ada Produser Nia Dinata, Sutradara Luky Kuswandi, dan para pendukung film Madame X seperti Amink, Titi Dj dan Roby Tumewu.













Ini saat sesi tanya jawab, ada Roby Tumewu, Titi Dj dan Amink yang sedang menjawab pertanyaan dari pengunjung tentang sepatu high heels yang digunakan berperan dalam film Madame X. "Siapa bilang capek pake high heels? Nagih tauk".. ujra Amink. Sontak semua ketawa..













Jenis Film Superhero Comedy Flick, Remaja 15 - Pemain Amink, Marcell, Shanty, Titi Dj, Sarah Sechan, Fitri Tropica, Robby Tumewu, Ria Irawan, Joko Anwar, Vincent Rompies - Sutradara Lucky Kuswandi - Penulis Agasyah Karim, Khalid Kashoogi & Lucky Kuswandi - Produser Nia Dinata - Produksi Kalyana Shira Films.













Ketika Ibukota di sebuah negeri antah berantah terancam oleh kemunculan KANJENG BADAI dan partai politiknya yang militan dan homophobia, keselamatan negeri ini bergantung pada ADAM, seorang penata rambut yang kemayu. Dengan kekuatan tas make-up dan peralatan dandan, juga perpaduan seksi antara seni bela diri dan gerak tari, Adam harus mengalahkan Kanjeng Badai dengan gemulai sebelum musuhnya itu memenangkan pemilu. Akankah sepatu berhak tinggi-nya berubah menjadi pantofel,  riasan glitter-nya menjadi debu, atau celana kulit-nya jadi celana kain? Ketika semua menjadi samar, hanya satu yang pasti: Adam harus memenuhi takdirnya sebagai seorang  Super hero MADAME X. Mullai tayang tanggal 7 Oktober 2010.

Beranda

Label:

Pemutaran Film Dokumenter “HOPE”


Jakarta 8 Oktober 2010 – Pemutaran film dokumenter “HOPE” karya Andibachtiar Yusuf di Oktroi Kemang. “Indonesia akan begini-begini aja kalo loe cuma bisa protes,” ujar Pandji Pragiwaksono, inilah salah satu bagian penting dari film Hope karya terbaru dari Andibachtiar Yusuf. Sineas yang pernah melahirkan The Jak (2007), The Conductors (2008) dan Romeo Juliet (2009), sutradaraa muda yang kerap melahirkan karya-karya yang relatif unik dibanding arus yang muncul di jagad perfilman Indonesia.













Bagi saya film yang baik adalah yang bisa menunjukkan situasi kekinian suatu bangsa,” ujar Yusuf tentang karya-karyanya. Lewat Hope yang rencananya akan ber-World Premiere di Jakarta International Film Festival 2010 ini, lulusan Jurnalistik Universitas Padjajaran ini melukiskan kegelisahannya terhadap situasi bangsanya yang disebutnya sebagai “Gak pernah kemana-man, seolah segala potensi itu tidak ada," sembari menambahkan “Tapi nasib suatu bangsa tidak akan pernah berubah jika tidak diubah sendiri oleh bangsa itu,”













Hope adalah sebuah gambaran Indonesia masa kini, 12 tahun setelah saat yang disebut sebagai masa reformasi yang saat itu dikabarkan sebagai arus balik sejarah bangsa ini yang disebut dinaungi kegelapan di era Orde Baru.

Dokumenter berdurasi 72 menit ini dikerjakan dalam kurun waktu 8 bulan masa produksi dan 3 bulan pasca produksi dan menempuh jarak perjalanan Jakarta-Bandung-Semarang-Manado hingga ke Genting di Malaysia. Dikerjakan secara gerilya oleh tim Bogalakon Pictures rumah produksi yang terus bersemboyan “Kami bukan filmmaker, kami Bogalakon,” Segala hal dibenarkan oleh tim huru hara ala Bogalakon ini, mulai dari menempel kegiatan dokumentasi kedatangan trofi Piala Dunia 2010 sampai menonton aksi tim Barongsai Kong Ha Hong di Malaysia.

Diperkuat oleh gerilyawan muda seperti Edmond Waworuntu, Chemonk Faiz Tjotjona, Santrianov dan Adal Bonai, Hope adalah karya keempat rumah produksi peraih Piala Citra 2008 dan nominasi 2009 untuk kategori Dokumenter Terbaik.

Selain akan dipresentasikan di JIFFEST, film ini akan juga dipertontonkan di sinema komersial yang memberi ruang pada karya digital seperti layaknya teknis yang digunakan oleh karya ini. Juga, film ini akan mencoba metode baru pendistribusian sinema (setidaknya untuk ukuran Indonesia) lewat tayang secara online alias streaming.

Selanjutnya, film ini akan diputar mengelilingi Indonesia lagi-lagi secara gerilya lewat pemutaran-pemutaran di komunitas yang tentu saja akan dibarengi dengan workshop dan diskusi.

Beranda

Label: ,

Film Laskar Pemimpi


Jenis Film Comedy, Musical, Perang - Pemain Project Pop, Dwi Sasono, Shanty, Gading Marten, T Rifnu Wikana, Masayu Anastasia, Marcell Siahaan, Candil - Sutradara Monty Tiwa - Penulis Eric Tiwa, Monty Tiwa - Produser Chand Parwez Servia - Pt. Kharisma Starvision Plus.









PERJUANGAN UGAL-UGALAN DARI PAHLAWAN TERLUPAKAN


Dalam berbagai kesempatan Chand Parwez Servia dari Starvision menegaskan “membuat tontonan komedi keluarga yang cerdas, dengan pesan kemanusiaan, kekeluargaan dan cinta, jauh lebih sulit.” Apalagi komedi yang mencoba up to date dengan permasalahan sosial dan politis di masyarakat. “Fenomena yang sedang jadi buah bibir adalah tema ideal untuk tontonan komedi”, tambah Parwez. Aura positif adalah tujuan karya komedinya, seperti Si Kabayan Saba Kota, Glen Kemon Mudik, Get Married, The Tarix Jabrix, XL-Extra Large, Si Jago Merah, bahkan dalam Red CobeX menampilkan komedi yang ‘bhineka tunggal ika’. Kepedulian tentang disintegrasi, dan merosotnya nilai patriotisme mendorong untuk merealisasikan film komedi yang mempunyai latar belakang perang. Gayung bersambut, Project Pop yang tampil perdana dalam film, dan Monty Tiwa sebagai kreator dari gagasan ‘komedi perang’ ini akhirnya sepakat menciptakan LASKAR PEMIMPI. Film jenaka tentang jasa pahlawan yang sering terlupakan, diharapkan dapat menjadi hiburan patriotik dan menimbulkan rasa kebangsaan. Tentang peristiwa Serangan Oemoem 1 Maret 1949, dan keterlibatan laskar pejuang dalam mempertahankan eksistensi Republik Indonesia dari agresi Belanda ke 2 untuk menguasai tanah air, dengan mendompleng tentara Sekutu. Bagaimana upaya menguasai Yogyakarta selama 6 jam agar PBB dan dunia tahu bahwa Republik Indonesia telah merdeka dan ada, secara de facto.

Kisah patriotisme ternyata tidak selalu harus serius, karena sebenarnya kita semua bisa jadi pahlawan, dan membela negeri kita tercinta sebagaimana LASKAR PEMIMPI yang ugal-ugalan telah mencatatkan sejarah yang penting bagi Indonesia.


KISAH KEPAHLAWANAN DALAM KEMASAN KOMEDI MUSIKAL
Genre komedi adalah salah satu kekuatan PT Kharisma Starvision Plus dalam berkiprah di industri perfilman tanah air. Sejumlah film komedi sukses yang lekat di hati para pecinta film nasional telah dihasilkan rumah produksi yang lebih dikenal dengan Starvision ini. Pencapaian ini membuat Starvision makin terpacu untuk terus menerus menghadirkan karya-karya komedi baru dan segar.

Tekad ini dibuktikan melalui film komedi LASKAR PEMIMPI yang berlatarkan keberanian para pendiri bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan dari Agresi Militer Belanda kedua tahun 1948. Kisah pemuda-pemudi Indonesia yang berjuang tanpa pamrih dalam menegakkan Republik Indonesia yang masih muda usianya, menjadi inspirasi utama film ini. Pendekatan komedi untuk genre perang sebelumnya adalah film Naga Bonar yang legendaris.

Chand Parwez Servia selaku produser kembali bekerja sama dengan penulis dan sutradara Monty Tiwa untuk menyajikan kisah kepahlawanan dan perjuangan untuk generasi muda Indonesia. Keduanya yakin narasi komedi bisa menjadi metode yang ampuh untuk melestarikan semangat rela berkorban yang dimiliki para pendahulu kita.

Keyakinan ini membuat Chand Parwez Servia dan Monty Tiwa tak ragu menggaet Project Pop dan sejumlah aktor papan atas nasional untuk bersama-sama mewujudkan ide tersebut di layar lebar. Talenta-talenta perfilman nasional seperti Dwi Sasono, Marcell Siahaan, Candil, Gading Marten, Shanty, Masayu Anastasia, T. Rifnu Wikana serta Marwoto saling beradu akting dalam menceritakan kehidupan rakyat dan pejuang di Jawa Tengah menjelang peristiwa Serangan Oemoem 1 Maret 1949. Kerja keras mereka menjadikan LASKAR PEMIMPI sebuah kisah kepahlawanan yang mempertebal rasa kebangsaan melalui tawa, lagu dan haru.

LASKAR PEMIMPI tidak hanya menyajikan kisah kepahlawanan dan komedi seputar kehidupan rakyat dan pejuang Indonesia, film ini juga menampilkan gerak dan lagu dari Project Pop yang dipadukan dalam ceritanya. Tujuannya adalah agar pesan dalam film ini bisa disampaikan ringan dan menghibur. Sebab itu, tidak salah bila film LASKAR PEMIMPI persembahan Starvision dan Moviesta disebut sebagai renungan dan sekaligus perayaan atas semangat kepahlawanan yang dimiliki bangsa Indonesia.


BERJUANG UNTUK MENGHASILKAN LASKAR PEMIMPI
Sejak lama film perang sudah menjadi tontonan yang memikat imajinasi penikmat film di seluruh dunia. Generasi muda Indonesia yang tak sempat mengalami masa perjuangan merebut dan menegakkan kemerdekaan kini bisa melihat idola mereka mengisahkan heroisme para pendiri bangsa di layar lebar.

Bagi para artis pendukung LASKAR PEMIMPI seperti Yosi Project Pop yang bermain sebagai Toar, film ini merupakan perwujudan mimpinya untuk berperan dalam sebuah karya sinema berlatar perang. "Dari kecil saya slalu punya mimpi suatu saat main film perang dan menjadi pahlawan, ternyata sedetail itu mimpinya Tuhan wujudkan! For me its more than just a dream come true!"

Proses shooting LASKAR PEMIMPI sendiri menghadirkan pengalaman unik dan seru bagi aktor-aktor yang terlibat di dalamnya. Bisa dibayangkan tuntutan dan kondisi yang harus dilalui untuk membuat sebuah film perang yang komedis dan musikal tentu berbeda dalam berbagai aspeknya dengan film komedi maupun musikal lain.

Shanty yang berperan sebagai Wiwid mengaku baru sekali ini bekerja di tengah-tengah ledakan dan tembakan senapan. Belum lagi dalam beberapa adegan ia harus masuk keluar sawah hingga sekujur tubuhnya dikotori lumpur. Baginya LASKAR PEMIMPI merupakan sebuah film yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Marcell Siahaan yang mendapat kehormatan memerankan Letkol Soeharto merasa bangga atas kepercayaan yang diembannya untuk menghidupkan kembali sosok salah satu bapak bangsa dalam film ini. Ia berharap lewat film-film bertema perjuangan, penghargaan terhadap para pahlawan bisa tumbuh dan menyemangati generasi penerus untuk terus berjuang.

Dengan menampilkan sosok historis seperti Letkol Soeharto dalam LASKAR PEMIMPI Monty Tiwa berharap penggambaran situasi masa itu menjadi lengkap . Walaupun LASKAR PEMIMPI merupakan hasil imajinasi kreatif, Monty tidak ingin kisah kepahlawanan rakyat dan pejuang dalam film ini terpisah dari kejadian sebenarnya yang merupakan tonggak perjalanan bangsa Indonesia.

Demi menghasilkan sebuah karya yang menghibur Monty tak ragu merangkul deretan aktor drama maupun komedi yang sudah teruji kemampuannya. Kehadiran Project Pop dalam film layar lebar perdana mereka patut digarisbawahi karena oleh Monty Tiwa ciri khas dan bakat berparodi kelompok musik dari Bandung ini menjadi dasar untuk menentukan arah film ini.

Semua personil Project Pop bersama para aktor yang mendukung LASKAR PEMIMPI membawa pulang pengalaman yang berkesan dari proses shooting di Yogya, Magelang dan Semarang. Tika Panggabean yang bermain sebagai gadis desa bernama Sri Mulyani sempat terbawa suasana ketika harus melakoni sebuah adegan yang mempertemukannya dengan puluhan pemeran tentara KNIL. “…,di mana ada adegan perang kontak senjata dengan tentara Belanda, kami yang cuma beberapa orang harus melawan mereka yang puluhan jumlahnya, dan mereka semua merangsek maju ke arah kita! Sumpaaah, saat itu, takut beneran!” kenangnya.

Kualitas akting Tika dan teman-temannya dari Project Pop menuai pujian dari rekannya di film ini, Dwi Sasono. Sebagai aktor layar lebar dengan jam terbang tinggi, Dwi kagum pada penampilan Project Pop yang luar biasa. “…, fisik mereka kuat sekali walau pun sudah bukan remaja lagi.” Tegasnya.

Dwi mengaku merasa puas dengan scene-scene baku tembak dan penyergapan oleh tentara KNIL di mana ia terlibat. Kerja keras yang dilakukan oleh semua pihak membuatnya yakin LASKAR PEMIMPI mampu menghadirkan kembali jati diri tentang siapa bangsa ini sebenarnya.
CATATAN DARI PENDUKUNG FILM LASKAR PEMIMPI
"Saya bangga bekerja dgn orang-orang yang punya dedikasi tinggi terhadap karyanya. Terima kasih Starvision & Monty Tiwa atas kepercayaannya yg besar kepada saya utk memerankan seorang tokoh Bapak bangsa Indonesia yang saya kagumi.Terima kasih kepada seluruh aktor dan aktris pendukungnya. Teruslah membuat film-film bertemakan perjuangan supaya kita semua mampu menghargai pahlawan-pahlawan kita sendiri. Jangan berhenti berjuang. Hidup LASKAR PEMIMPI. MERDEKA!" Marcell Siahaan sebagai Letkol Soeharto.

Unpredictable -> film perang dalam bentuk musikal dan komedi  baru sekali ini dikenai ledakan bom, senapan, masuk sawah, bau lumpur sekujur tubuh! Sungguh satu pengalaman baru yg luar biasa. Harapan gw film ini bisa jadi genre baru film Indonesia karena packagingnya yang tidak biasa. Shanty sebagai Wiwid.

LASKAR PEMIMPI ini akan menjadi sebuah karya film yg luar biasa. Skripnya sangat kuat apalagi setelah digarap oleh Monty Tiwa. Film ini memberikan pesan moral yg sangat baik, patut ditonton oleh semua kalangan masyarakat, khususnya seluruh bangsa Indonesia. Saya sangat bersemangat dan menikmati sekali selama proses syuting film ini, karena ini adalah film yang saya tunggu-tunggu. Film yg menyajikan komedi, action sekaligus musical. Semua karakter dimainkan sangat pas, saya tidak menyangka kalau teman2 Project Pop ternyata bermain sangat luar biasa, sampai membuat perut saya sakit karena tertawa terus setiap hari. Saya akui fisik mereka kuat-kuat sekali walaupun umur mereka sudah hampir kepala 4 lho.. hihihi.. Scene favorit saya adalah saat adegan tembak2an penyergapan Belanda di sawah, saya sangat puas dengan hasilnya :) , thank you Starvision & Mas Monty. Harapan saya untuk film ini, bisa memberikan semangat untuk generasi muda agar jangan lupa siapa kita sebenarnya, kita adalah Indonesia yg satu...dan satu untuk Indonesia..MERDEKA ATAU MATI! Dwi Sasono sebagai Kopral Jono.

Kesan2 selama syuting seru banget...menyenangkan,walaupun aku ngak ikut kena bom2an atau lumpur hehe smuanya kekeluargaan. Harapannya semoga film ini meledak, disukai masyarakat karena yang pasti film ini sangat berbeda dari film-film lainnya. Buat aku pertama kali kerja bareng Starvision & Monty dalam film ini menyenangkan, orangnya suka becanda, jadi bikin suasana di lokasi atau set juga menyenangkan. Pemain yang lain asiiikk banget.. Masayu Anastasia sebagai Yayuk

"Dari kecil saya slalu punya mimpi suatu saat main film perang dan menjadi pahlawan, ternyata sedetail itu mimpinya Tuhan wujudkan haha! For me its more than just a dream come true!" Harapannya untuk film LASKAR PEMIMPI, belum pernah ada film di Indonesia yg seperti ini: perang (action), musikal, komedi tapi juga memberikan pesan yg serius! Harapannya kombinasi semuanya itu melahirkan suatu karya yg akan dibicarakan sepanjang masa. Yosi sebagai Toar.

Seperti mimpi yg jd nyata, Project Pop akhirnya punya film. Kerjasama pertama kali dalam film dengan Starvision, Jendral Monty Tiwa dan Laskar Moviestanya berbekaaas bgt! Cerita seru, lokasi keren, kinerja kru & sesama pemain luar biasa, nah gimana bisa lupa sama semua itu, yg ada saya rindu kronis terus sama saat2 syuting. Laskar Pemimpi, film ini lengkap bgt isinya, drama perjuangan, persahabatan beserta bumbu komedi dan musik yg ciamik. Semua orang kerja keras utk film ini, termasuk Pak Parwez dan laskar Starvision. Jadi wajar kalo film ini nantinya harus diganjar penonton yg buuaaanyak, karena mereka juga gak akan rugi nonton film ini. Harapan saya film ini bisa bertahan lama di bioskop2, yg nonton antriii seperti mereka maw nonton film2 holiwut. Dan yg nonton keluar dgn muka puas, senyum tapi juga mengusap mata yg berkaca2, itu berarti perjuangan ugal2an LASKAR PEMIMPI gak cuma mimpi belaka.. Dan semua orang bisa jadi pahlawan Merdekaaaaa!!!! Tika Panggabean sebagai Sri Mulyani.

Yang pasti 14 tahun lebih berkecimpung di ranah hiburan, panggung komedi, nyanyi, mc, dll, akhirnya kesempatan menghibur di layar lebar pun datang juga untuk Project Pop.. Kesempatan ini makin luar biasa ketika tawaran itu dtg dari Starvision dan seorang Monty Tiwa dan Moviesta, seorang sineas yg selalu 'ugal2an' dlm berkreasi dan eksplorasi, KLIK....! Berharap LASKAR PEMIMPI ini akan jadi ' sesuatu' krn inilah film pertama dgn genre, Drama komedi perang musikal! berharap dapet nominasi di Grammy Award!!! Lho itu musik ya hahaha, pokoke gak sabar liat hasilnya film Drama Komedi Perang Musikal pertama di Indonesia, bismilahirrahmanirrahim, makasi Pak Parwez, Starvision, Monty Tiwa dan Moviesta. Udjo sebagai Dimas.

“Monty meramu film LASKAR PEMIMPI ini tidak menjadi komedi yang absurd. Tapi film yang sangat manusiawi dan humanis, penuh semangat nasionalis tapi tidak berlebihan Sehingga film LASKAR PEMIMPI menjadi film yang akan selalu pas dinilai dari berbagai angle. Akan terlihat dramatis, kebanggaan, nasionalis, persaudaraan, komedi serta musikal yang selalu pas tidak berlebihan dan semua itu akan menghanyutkan emosi penonton serta mendapatkan sunggingan senyum dari penonton. Sebagai Pemain, berakting di film LASKAR PEMIMPI penuh tantangan yang mempermainkan emosi, dari emosi rendah sampai emosi tinggi (kayak emisi ya), sampai sekarang karakternya tidak hilang (muka hitam dan badan belang.. heheh). Semoga film LASKAR PEMIMPI ini diterima, menaikkan kadar nasionalis dari generasi muda dan menjadi genre alternatif untuk hiburan keluarga. Dan berharap akting dari Project Pop bisa diterima dengan baik (baik cacian, syukur- syukur pujian.. heheheh) Oon sebagai Oentje Sahuleka.

Pertama kali main film langsung film tembak-tembakan + bom-boman seru, seneng settingnya di Jogja-Magelang dan di desa-desa bikin hati adem. Film LASKAR PEMIMPI ini komplit, ada lucunya, ada lagunya, ada perang nya yang digarap serius. Semoga jadi film yang bisa menghibur keluarga Indonesia. Harapan, semoga film ini bisa menggugah masyarakat untuk menghargai jasa para Pahlawan dengan memperhatikan anak- cucu nya di masa sekarang… Gugum sebagai Tumino.

Dari awal baca script, reading, ampe shooting, serba "gado2" alias campur aduk, secara ini film pertama Project Pop maen bareng bareng, plus maennya sama pemaen pemaen film "beneran" semua, waduhh... Ya tegang, ya seru, ya bangga, ya semuanya lah... Begitu juga shootingnya, semuanya gabung jadi satu : seru, tegang, capek, dll, tapi overall sih, semuanya fun banget, karena Pak Director "ugal-ugalan" plus semua jajaran krunya & para pemaen laennya semuanya assseeekkkk!! Seru!!! Ada satu kesan yang gak akan pernah terlupakan, pas shootingnya, dimana ada adegan perang kontak senjata ama tentara Belanda, kita yang cuma berberapa orang lawan mereka yang puluhan orang, dan mereka semua merangsek maju ke arah kita! sumpaaah, itu takut beneran!! Kalo itu kejadian nyata mah, mendingan kabur deh, cari alesan sakit perut kek, mau les gitar kek atau apa lah, pokoknya kaburrr!!! Hahahahahhaa... Semoga bisa menghibur, disukai dan ditonton masyarakat. Film perang yang bener bener "niat" untuk setting tahun 1948, komedi juga, sedih juga, ada musikalnya lagi.. nah kaaannn... penasaran kaannn?? Samaaa, ni juga kita (pas nulis statement ini) penasaran banget, jadinya kayak apa... hehehehehehe... Odie sebagai Ahok.

Ini syuting yang menyenangkan mengingat pemeran utamanya (Project Pop) memang penuh keceriaan dan juga asyik karena melibatkan bule dan mesiu :) sepintas saya merasa kembali ke jaman dulu jaman saya waktu di ospek hahaha mudah2 film ini bisa membangkitkan semangat nasionalisme dengan cara yang menghibur. Monty tiwa adalah sutradara yang humoris dan cukup efisien dalam mendirect. Kita diberikan kebebasan berimprofisasi tapi tetap konsisten pada alur dan tujuan cerita. Dan walaupun penuh dengan suasana bermain tapi beliau tidak mau main-main dalam masalah kualitas...semoga perfilman indonesia semakin maju dan berkembang dengan munculnya sutradara yang produktif dan berkualitas seperti Monty Tiwa. Candil sebagai Kapten Drajat.

Starvision dan Bang Monty punya keberanian untuk membuat terobosan dan punya kejelian serta perhitungan yang dibarengi kualitas penggarapan karyanya, harapannya semoga film ini jadi icon baru di kancah perfilman kita. Semoga!! Seneng karena suasananya dari Sutradara, pemain, crew, sampai PU itu cara kerjanya enak tapi enggak seenaknya. bercandanya bebas tapi sopan & selalu saling mengingatkan. Marwoto sebagai Mas Singo Menggolo.

Kesannya seperti pelangi penuh warna, bekerja sama dengan orang- orang jenius ini membuat shooting terasa menyenangkan, malahan terasa terlalu cepat berlalu. Monty, Sutradara kok ugal-ugalan, di dalam diri Monty yang penuh canda ternyata punya sisi nasionalis yang sangat luar biasa.. Selalu menyenangkan bekerja sama dengan Monty.. Saluteeee!!!! Bekerjasama dengan Project Pop sangat luar biasa, punya ide cemerlang buat film seperti ini. Ketemunya sama Monty, lengkap sudah dan mereka menambah hari hari ceria, Jenius! Dwi Sasono dan Rifnu Wikana, pemain watak!! Hahah.. asset perfilman Indonesia, berakting besama mereka memudahkan untuk bereksplor bersama. Shanty dan Masayu bukan sekedar pemanis, They’re really good talented Actress.. Harapannya mudah- mudahan film ini bisa menghibur masyarakat dan yang paling penting masyarakat ingat akan sejarah bangsa ini. Drama-komedi-perang-musical??? Belom pernah nonton film seperti itu??? So, Don’t miss it LASKAR PEMIMPI. Gading Marten sebagai Kapten Hadi

LASKAR PEMIMPI adalah sebuah karya yang menghadirkan tokoh-tokoh dan ceritera fiksi di tengah ceritera sejarah sebenarnya. Dalam film ini saya berperan sebagai Kapten Bowo yang mencoba membela negara bersama relawan-relawan tanah air yang lucu-lucu, karena Kapten Bowo sudah terlalu tegang diakibatkan situasi saat itu hahaha.. Pesan untuk penonton : ini adalah sebuah ceritera yang dapat membuat anda menangis dikarenakan tertawa dalam suka dan duka yang dihadirkan dalam ceritera hahahhaha.. T Rifnu Wikana sebagai Kapten Bowo

“Merdeka atau mati!” Monty Tiwa
Sinopsis
Laskar Pemimpi berkisah tentang sekelompok laskar pejuang amatir dengan latar belakang yang beragam. Mereka adalah Sri Mulyani (Tika Project Pop) gadis desa Maguwo yang lugu dan suka tidur, Udjo (Udjo Project Pop) keturunan ningrat yang manja, Tumino (Gugum Project Pop) peternak bebek dan Ahok (Odie Project Pop) seorang pedagang kecil keturunan Tionghoa. Mereka bergabung dalam pasukan gerilya pimpinan Kapten Hadi Sugito (Gading Marten) setelah menjadi korban Agresi Milliter Belanda II bulan Desember 1948.

Dalam pasukan gerilya yang bermarkas di desa Panjen itu Sri, Udjo, Tumino dan Ahok bertemu dengan Toar (Yosi Project Pop) gerilyawan asal Manado yang matanya rabun dan Kopral Jono (Dwi Sasono), playboy kelas teri yang pangkatnya sudah sering diturunkan oleh Kapten Hadi. Mereka ternyata ditakdirkan untuk berjuang bersama-sama sejak Letnan Kuyt yang memimpin sebuah regu pasukan KNIL menyerbu Panjen dan menawan Wiwid (Shanty) pacar Udjo, dan Yayuk (Masayu Anastasia) pacar Kopral Jono.

Kejadian tersebut membuat keenam gerilyawan itu bertekad untuk membebaskan Wiwid, Yayuk, dan ayah Sri yang ditawan, walau tidak mendapat restu dari pimpinan mereka. Maka, hanya dengan berbekal semangat dan informasi dari seorang prajurit KNIL yang sedang menderita gegar otak bernama Once (Oon Project Pop) mereka pun berangkat menuju markas Letnan Kuyt.

Setelah tiba di tujuan, kenekadan keenam gerilyawan itu ternyata tidak mampu menandingi Letnan Kuyt dan pasukannya. Belum-belum mereka sudah terpojok dan malah ikut tertawan bersama Wiwid dan Yayuk cs. Untungnya, segera datang bantuan dari Panjen yang dipimpin tangan kanan Kapten Hadi bernama Letnan Bowo (T Rifnu Wikana). Keenam gerilyawan dan para tawanan lain pun berhasil dibebaskan oleh Letnan Bowo dan pasukan laskar Panjennya.

Tentu saja Kapten Hadi marah besar atas ulah Kopral Jono dan teman-temannya itu. Mereka dianggap tidak disiplin dan membahayakan rencana penyerbuan besar-besaran atas Jogja yang tengah disiapkan oleh pimpinan tinggi TNI. Akibatnya, Sri, Udjo, Tumino, Ahok, Toar dan Kopral Jono dipecat dari ketentaraan secara tidak hormat. Bahkan Once yang telah membelot menjadi prajurit republik pun ditahan oleh Kapten Hadi.

Ternyata semangat berjuang yang berkobar dalam diri mereka belum padam. Kesempatan untuk membuktikan diri datang tak lama kemudian melalui peristiwa serangan besar ke Yogya tanggal 1 Maret 1949 yang dipimpin Letkol Soeharto. Walau sudah bukan prajurit resmi lagi, Kopral Jono dan anak buahnya diam-diam bergerak membantu pasukan TNI untuk menghadang pasukan bantuan KNIL yang sedang menuju Jogja. Seperti sebelumnya, mereka berangkat tanpa perencanaan yang matang dan kemampuan yang memadai. Namun, kali ini para pejuang itu sadar bahwa demi keberhasilan misi tersebut mereka harus siap berjuang mati-matian, untuk menghambat laju pasukan bantuan KNIL yang memiliki kekuatan berlipat-berlipat besarnya itu.
Cast & Crew

PROJECT POP
DWI SASONO
SHANTY
GADING MARTEN
T RIFNU WIKANA
MASAYU ANASTASIA
MARCELL SIAHAAN
CANDIL
DIMAS PROJOSUJADI
MARWOTO
MOCH ZAID ASSIDDIO



PRODUKSI PT. - KHARISMA STARVISION PLUS
SUTRADARA - MONTY TIWA
PRODUSER LINI - DD PUTRANTO, IKA MULIANA
KO-PRODUSER - SUMARSONO

EKSEKUTIF PRODUSER - FIAZ SERVIA, BUSTAL NAWAWI, REZA SERVIA
PRODUSER - CHAND PARWEZ SERVIA
DESAIN PRODUKSI - MONTY TIWA, SUMARSONO
PENATA BUSANA - SUMARYANTO
PENATA RIAS - TRIO GAGAK
CASTING - MOVIESTA TALENT MANAGEMENT
PENATA SUARA - KHIKMAWAN SANTOSA
PENATA KAMERA - ROLLIE MARKIANO
PENATA ARTISTIK - URIE CROW
SUPERVISI EDITING - CESA DAVID LUCKMANSYAH
EDITOR - MONTY TIWA, BENJAMIN W TUBALAWONY
PEREKAM SUARA - ADI MOLANA
PENATA MUSIK - GANDEN BRAMANTO, YOGI ARIFIANDY
SPESIAL EFEK - BARNAS WIJAYA
CERITA - MONTY TIWA
SKENARIO - ERIC TIWA, MONTY TIWA
DESAINER POSTER - MICHAEL TJU
FOTO POSTER  - REZHA PN



Beranda

Label: